Ia menambahkan bahwa latar belakang pembuatan video tersebut bukan karena sengaja, namun tanpa sengaja karena ia mendengarkan lagu yang ada dalam video tersebut.
“Latar belakangnya saya ngga sengaja. Ada lagu bagus yang menceritakan tentang Banjarnegara. Kemudian saya memiliki ide, kalau saya kembangkan lagunya, saya kembangkan dinamikanya, kemudian saya tambahkan elemen-elemen yang lain maka akan lebih menarik jika dijadikan sebuah karya di media visual,” lanjutnya.
Pembuatan video yang menjadi penutup gelaran Hari Jadi Banjarnegara ke-450 ini dilakukan dengan melibatkan banyak orang. Begitu juga aransemen musik dan lagunya.
“Itu lagu dari teman. Teman punya lagu kemudian saya punya ide untuk mengembangkan lagu itu. Kemudian diproses musiknya sekitar satu minggu, setelah itu baru proses syuting,” jelas Tartop.
Tartop yang berprofesi sebagai videografer ini mengaku bahwa ia sudah empat tahun bergelut di dunia videografer di Banjarnegara sehingga tak heran ketika ia mendengarkan lagu tersebut, terbersit ide untuk membuat visualisasi lagu tentang Banjarnegara ini.
“Saya memang profesinya di lingkup videografi. Waktu mendengar lagu itu saya jadi berpikiran untuk membuat videonya,” lanjutnya.
Saat dikonfirmasi lebih lanjut mengenai pendanaan dan pelibatan orang-orang dalam video ‘The Heart of Central Java’, Tartop mengatakan bahwa seluruh biaya menggunakan dana pribadi.