PORTAL PURWOKERTO - Diduga karena kesulitan ekonomi selama pandemi seorang penjaga sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Desa Sitibentar Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen, berinisial SP (39) nekad bunuh diri.
SP warga setempat adalah seorang penjaga sekolah MI di Kebumen bunuh diri dengan cara gantung diri di pintu dapur rumah. Kesulitan ekonomi menjadi alasan bapak tiga anak itu bunuh diri.
Jenazahnya pertama kali diketahui oleh istri dan anak penjaga MI di Mirit. Tubuhnya, menggantung di pintu dapur rumah bagian belakang sekitar pukul 12.00 WIB, Senin 14 Juni 2021. Persoalan ekonomi sejak pandemi kemudian libur sekolah membuat SP putus asa pendapatnya terus berkurang sehingga nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.
Baca Juga: Warga Kedungjati Sempor Kebumen Positif Covid-19, Hindari Penularan Luas, Tracing Dilakukan
Polisi menduga jika SP meninggal karena gantung diri bukan korban pembunuhan. Hal itu diperkuat dengan bukti di lokasi kejadian dan tanda fisik pada tubuh korban.
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Kasubag Humas Polres Kebumen Iptu Tugiman, setelah mendapatkan informasi, Polres Kebumen langsung menuju ke tempat kejadian perkara.
"Dari hasil olah tempat kejadian perkara, kami tidak menemukan tanda penganiayaan. Murni meninggal karena gantung diri," jelas Iptu Tugiman Selasa 15 Juni 2021.
Keterangan ini diperkuat dari hasil pemeriksaan medis oleh Puskesmas Mirit yang menyebut jika ditubuh SP tidak ditemukan tanda penganiayaan.
Tugiman menyebut soal kronologi kejadian berdasarkan keterangan anak dan istri seorang penjaga sekolah MI desa setempat.
Sebelum kejadian bunuh diri, SP pulang kerumah, sempat bertemu anak dan istrinya sekitar pukul 10.00. Mereka sempat ngobrol, baik anal dan istrinya
Anak dan istri pamit ke keluar rumah untuk membeli bensin.
Namun saat pulang mereka sangat terkejut melihat tubuh SP yang tulang punggu keluarga menggantung di pintu belakang.
Karena keduanya tidak memiliki firasat jjka bapak dan suaminya tidak menampakan gejala yang aneh
Namun saat pulang ke rumah, keduanya sangat terperanjat ketika melihat SP gantung diri di pintu dapur.
Di tengah kepanikan, selanjutnya istri dan anak berusaha menolong SP dengan cara memotong tali plastik namun jiwanya tidak tertolong.
Berdasarkan keterangan keluarga, kata Tugiman, kuat dugaan yang bersangkutan nekad mengakhiri hidupnya karena himpitan ekonomi.
Setelah pandemi sekolah diliburkan. Pendapatannya berkurang sementara beban keluarga terus bertambah.