Nyadran Menyambut Bulan Ramadhan di Jogja Ternyata Seperti Ini, Tradisinya yang Unik

- 17 Maret 2023, 19:10 WIB
Nyadran Menyambut Bulan Ramadhan Ternyata Seperti Ini Tradisinya yang Unik/Lasti Martina/Portal Purwokerto
Nyadran Menyambut Bulan Ramadhan Ternyata Seperti Ini Tradisinya yang Unik/Lasti Martina/Portal Purwokerto /



PORTAL PURWOKERTO - Nyadran adalah sebuah tradisi yang dilakukan masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadhan. Tradisi ini unik karena merupakan akulturasi budaya antara budaya Jawa dan Islam.Di Dusun Saren, Yogyakarta, tradisi ini masih kental dilakukan menjelang bulan Ramadhan. Bahkan pada saat covid 19, Nyadran masih tetap dilakukan. Uniknya, di Dusun Saren, nyadran yang dilakukan dikenal dengan nama Nyadran Pasar.

 

 

Nyadran atau Sadranan adalah tradisi yang dilakukan oleh orang Jawa yang dilakukan sebelum bulan Ramadhan. Pada penanggalan hijriah, tradisi ini dilakukan pada bulan Sya’ban dan pada bulan Ruwah dalam kalender Jawa.

Nyadran dilakukan untuk mengucapkan rasa syukur dan mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian. Karena itu tradisi Nyadran dilakukan bersama warga dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa untuk mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia.

Baca Juga: Menu Sahur Anti Ribet, Sehat, Enak, dan Ramah Kantong! Jalani Puasa Ramadhan 2023 dengan Menu Sahur Ini

Keberadaan tradisi Nyadran sebelum bulan Ramadhan juga sarana melestarikan budaya gotong royong dalam masyarakat sekaligus upaya untuk dapat menjaga keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kembul bujono (makan bersama).

Di Dusun Saren, tradisi Nyadran dilakukan dengan berkumpul di pasar, Pasar Saren. Di sini para warga, setiap keluarga membawa bingkisan aneka macam makanan yang akan dimakan bersama setelah berbagi dengan warga lainnya, usai ziarah ke makam leluhur. Menurut asal kata, Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan.

Sebenarnya, tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal. Seiring berjalannya waktu, tradisi ini mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya. Di beberapa daerah di Jawa, tradisi Nyadran dikenal juga dengan nama Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah.

Di Islam, sebenarnya tidak ada tradisi atau ibadah seperti ini. Namun keberadaan Nyadran merupakan suatu akulturasi budaya Jawa dengan Islam. Mendoakan di makam dan mendoakan makanan yang dibawa dengan menggunakan shalawat.

Halaman:

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x