"Terakhir ketemu dia ga ngomong apa-apa. Ga ada pesan. Ga bilang lagi sakit juga. Meninggalnya di rumah. Sedih banget rasanya. Dia itu cita-citanya mau nerusin usaha saya. Saya kan jualan ayam di sana (Pangandaran Jawa Barat). Bilang katanya mau nerusin usaha saya," lanjutnya.
Yaya menjelaskan, anaknya meninggal dunia karena sakit mendadak yang membuat dirinya dan sang istri terkejut.
"Ada kurang lebih 100 harian sudah (meninggal dunia). Sakit mendadak, jadi dia itu pulang dari Purwokerto hari Rabu, hari Kamis dia sakit mendadak, terus hari Sabtu meninggal dunia," jelas Yaya kepada wartawan.
Apresiasi untuk Almarhum Gilang
Rektor Jebul dalam sambutan Wisuda ke-74 UMP meminta para wisudawan dan orang tua yang hadir Sabtu pagi ini untuk mendokan Almarhum Gilang Ramadhan yang meninggal di usia 24 tahun ini.
"Jadi Almarhum telah selesai mengikuti proses pembelajaran, skripsi juga sudah selesai, di-Yudisium, artinya tinggal wisuda saja. (Almarhum) mahasiswa aktif, berprestasi akademik. IPK-nya diatas 3,5. Waktu yang ditempuh 3,5 tahun.
Pihak kampus berencana memberikan beasiswa untuk keluarga almarhum sebagai bentuk apresiasi.
"Kami tetap mengundang beliau (kedua orang tua Gilang), kami tetap memberikan ijasahnya dan sebenarnya akan kami berikan juga beasiswa untuk adik atau saudaranya. Kebetulan yang bersangkutan adalah anak tunggal. Untuk teknis lebih lanjut nanti kami komunikasikan dengan keluarga," tandas Rektor UMP Purwokerto. ***