Ziarah Dariah JLF 2024, Kesaksian Didik Nini Thowok pada Sosok Maestro Banyumas

- 27 Juni 2024, 10:00 WIB
Didi Nini Thowok ziarah makam Dariah sebagai rangkaian kegiatan Jagat Lengger Festival 2024 .*
Didi Nini Thowok ziarah makam Dariah sebagai rangkaian kegiatan Jagat Lengger Festival 2024 .* /Official Dokumentasi Jagat Lengger Festival/

Baca Juga: Jadwal Gelaran JLF 2024, Upaya Memperluas Cakrawa Artistik dan Wacana Lengger Banyumasan

"Setelah membuat rekaman, mas Darno (rekan Didik) bilang kalau ada waktu (berkunjung) ke mbok Dariah, itu di tahun 2010. Awalnya belum paham siapa mbok Dariah, kalau lengger tahu, terus mas Darno mengingatkan, mbok Dariah itu lengger lanang, sekarang masih eksis," ingatnya.

Ia pun akhirnya menuju ke Banyumas dan bertemu dengan mbok Dariah yang memiliki nama asli Sadam dirumahnya di Desa Plana. Awal bertemu, Didi mengaku merasa banyak kejadian aneh, awal pertemuan itu digambarkan seakan keduanya telah lama akrab dan terpisah, hingga akhirnya kembali bertemu.

"Waktu saya datang rasanya itu kita seperti sudah seperti akrab sekali, padahal baru ketemu, Terus ditanya sama istrinya pak kendar "Kok kayak wez kenal", terus "ya kenal, wong mau mbengi wes teka, nyong ngimpi". Jadi kata beliau (mbok Dariah) itu semalam mimpi tentang saya, jadi lihat muka saya itu tidak asing, lalu gemes, jadi pipi saya di cubit-cubit gitu, terus dia ngobrol-ngobrol lucu-lucu sampai kita ngakak sekali," ujarnya.

Usai bertemu, pada pagi harinya tepat satu Suro dirinya mendapatkan undangan dari Padepokan Payung Agung di Cilacap untuk menari. Ia pun berinisiatif untuk mengajak mbok Dariah menari bersama dalam kegiatan tersebut.

"Mbok Dariah mau ikut sekalian menari, jadi saya menari bersama-sama mbok Dariah dan beberapa lengger juga, ya sambil bercanda gitu. Saya dengan beliau tidak kenal, kenal sekali terus tampil, isinya cuma guyon di panggung," kenangnya.

Menurutnya, ia memang kerap mendokumentasikan dan mendatangi maestro tari dimanapun. Bahkan sampai ke Palopo, Banyuwangi, Cirebon, Bali hingga Banyumas dengan biaya sendiri.

"Termasuk di sini (Desa Plana) dan sebagainya itu yang selalu saya lakukan. Dengan mbok Dariah juga begitu, saya merasakan kedekatan karena sama-sama kita laki-laki yang memerankan wanita, tradisi cross gender itu. Saya mencocokkan juga dengan apa yang saya baca dalam Serat Centhini, itu yang kemudian saya angkat di seminar, di Yale University di tahun 2012, kalau ketemu mbok Dariah 2010," ucapnya.

Kedua penari cross gender ini pun kembali dipertemukan untuk kedua kalinya dalam sebuah acara lengger yang diinisiasi oleh Rianto di Desa Kaliori, Kecamatan Banyumas pada tahun 2016. Bahkan Didik Nini Thowok kala itu telah menyiapkan sebuah hadiah untuk mbok Dariah, berupa gulungan sanggul.

"Pertemuan kedua itu di Kaliori acaranya Rianto, itu kan mbok Dariah tampil, di situ memang saya sengaja menyiapkan oleh-oleh untuk mbok Dariah. Satu gulungan sanggul beserta perhiasannya lengkap, terus mbok Dariah komen karena lihat perhiasan itu "kemelop" katanya, kemelop itu artinya kemilau, berkilau, nah gitu-gitu lucu-lucu pokoknya," cerita Didik.

Halaman:

Editor: Hening Prihatini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah