Cegah Klaster Pengungsi di Zona Merah, Pengungsi  Banjir Kebumen 'Dipaksa' Patuhi 3M

- 28 Oktober 2020, 17:42 WIB
Pengungsi banjir di Kebumen.
Pengungsi banjir di Kebumen. /BPBD Kebumen/

 

PORTALPURWOKERTO-Menghindari terjadinya klaster pengungsian, korban terdampak bencana banjir di zona merah Covid 19 Kabupaten Kebumen  "dipaksa" untuk menerapkan protokol kesehatan ketat.
 

Sekitar 2000 warga mengungsi mereka  menempati  sejumlah lokasi penampungan seperti gedung sekolah dasar, rumah penduduk dan masjid.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen bencana banjir warga terdampak banjir yang masih bertahan di pengungsian Sebanyak 1930 orang, sebanyak 493 diantaranya masih bertahan di pengungsian,  masih karena  muncul banjir susulan.

Jumlah pengungsi  yang masih bertahan di lokasi penampungan  hampir mencapai 2000 orang. Mereka berasal dari Desa Madurejo,  Desa Madurejo  dan  Desa Sidobunder Kecamatan  Puring.

Baca Juga: Sumpah Pemuda 28 Oktober, Ada eks Napiter Bom Bali Hingga Kaum Difabel

Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen Teguh  Kristiyanto Rabu 20 Oktober 2020 mengatakan, jumlah pengungsi sekitar 2000 orang.

"Pengungsi kita paksa untuk menerapkan protokol kesehatan,
seperti  jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan. Para pengungsi juga dilarang berkerumun," terangnya.

Untuk penerapan protokol kesehatan, BPBD sudah membagikan masker menyediakan tempat cuci tangan,  secara berkala mereka di  thermogun  ,serta jaga  jarak. 

"Mereka kami tampung di sejumlah lokasi pengungsian dengan jaga jarak yakni di gedung sekolah dasar, masjid dan rumah penduduk," kata Teguh.

Baca Juga: Pengunjung Rest Area Tol Trans Jateng Bakal di Rapid Tes selama Libur Akhir Oktober

Sesuai ketentuan protokol kesehatan, menghindari klaster pengungsi, di lokasi   pengungsian hanya diisi sebanyak 50 persen dari kapasitas normal,  Seperti di SD Madurejo ada enam ruang setiap ruang hanya diisi 20-25 orang dari kapasitas  40  orang.

Gedung pengungsian Desa Sidobunder kapasitas normal  400 orang terisi  50 % dari kapasitas.

Jaga jarak penting,  sebab pengungsi kata Teguh rentan penularan corona dari segi usai acak,  dari bayi  anak anak remaja,  ibu rumah tangga  dan orang tua.  "Para pengungsi rawan sakit,  karena imunitasnya sedang turun karena kecapean , kurang tidur kedinginan," tambah Teguh.

Secara berkala para pengungsi di cek kesehatan pihaknya menurunkan tim dokter untuk cek kesehatan pengungsi.

"Jika ada yang sakit langsung dipisah dari lainnya menghindari terjadi klaster pengungsi,"tambahnya.

Baca Juga: Banjir Belum Surut, Ratusan Warga di Kroya Masih Mengungsi

Banjir terjadi setelah kota tersebut diguyur hujan selama dua hari, menyebabkan tujuh sungai yang ada di wilayah tersebut meluap. Belasan titik tanggul mengalami jebol. Sebanyak 42 desa di 10 kecamatan dilanda banjir.
Zona Merah
Sementara Koordinator Humas Gugus Tugas kebumen, Cokroaminoto per Berdasarkan update Zonasi pada 24 Oktober 2020 per Kecamatan dari Web Jateng, diperoleh zonasi Kabupaten Kebumen, berada di zona merah.

Cokroaminoto menambahkan, hasil swab pada Sabtu 24 Oktober 2020, ada tambahan sebanyak 22 orang terkonfirmasi positif.

Selain itu satu orang pasien covid yang meninggal juga bertambah satu orang pasien komorbid berusia 64 tahun dengan inisial SU.

"Warga yang positif karena ada kedekatan dengan pasien positif sebelumnya. Dari 22 kasus sebagian besar adalah komorbid dengan usia lebih dari 50 tahun namun aa yang masih balita usia 3 tahun," terangnya

Hingga hari ini kasus suspek tercatat 32 orang. Dari sejumlah kasus suspek tersebut, dirawat 14,  menjalani isolasi 18 orang.***

Editor: Eviyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x