Network
PORTAL PURWOKERTO - Arti kata adiksi dan arti kata relapse menjadi pencarian banyak netizen setelah penangkapan Coki Pardede.
Seperti diketahui, Coki Pardede baru saja ditangkap oleh polisi akibat penyalahgunaan narkoba.
Coki Pardede kedapatan mengonsumsi narkoba jenis sabu-sabu dan ditangkap di kediamannya.
Baca Juga: Soal Coki Pardede Ditahan, Istri Tretan Muslim Tegaskan Ini Melalui Story Instagram Pribadinya
Pada podcast terbaru Deddy Corbuzier, perwakilan Majelis Lucu Indonesia, yakni Patrick Effendy, Tretan Muslim, bersama dengan Pendeta Yerry datang memberikan klarifikasi.
Dalam podcast tersebut, ketiganya banyak bercerita tentang adiksi dan momen-momen relapse yang dialami oleh Coki Pardede.
Lantas, apa itu adiksi dan relapse? Simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: Deddy Corbuzier: Apa Benar Coki Pardede Gay? MLI Bongkar Fakta yang Sebenarnya Soal Coki
Apa itu Adiksi?
Menurut KBBI, adiksi memiliki arti kecanduan atau ketergantungan secara fisik dan mental terhadap suatu zat.
Dikutip dari penjelasan dr.Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater sekaligus Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor dalam laman resmi RSMM Bogor, adiksi adalah penyakit otak yang menyebabkan seseorang memiliki ketergantungan atau kecanduan terhadap zat atau perilaku tertentu.
Adiksi akan merubah perilaku dan psikologis orang yang mengalaminya.
Orang yang mengalami adiksi akan mengalami gangguan dalam fungsi kehidupannya sehari hari, tidak bisa belajar dan bekerja dengan baik, relasi sosial yang buruk dan terlibat kasus hukum bahkan bisa jatuh pada gangguan jiwa berat.
Terdapat dua jenis adiksi, yakni adiksi zat (napza, narkotik, psikotropik, dan zat adiktif lain) dan adiksi perilaku (internet, game, judi, makan, shopping, dan sebagainya).
Adiksi dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Ingin merasa lebih senang, baik, nyaman, mengurangi stres, merupakan masalah
- Coba coba, kemudian ketergantungan
- Lingkungan sosial, dibujuk, dipaksa, ditekan
- Adanya masalah kejiwaan sebelumnya
Apa itu Relapse?
Menurut KBBI, relapse yang memiliki makna kambuh, adalah jatuh sakit lagi (biasanya lebih parah daripada yang dahulu).
Dilansir dari laman resmi BNN, kambuh atau relapse merupakan terjadinya kembali pola lama penyalahguna (adiksi) di mana pemakaian narkoba berlangsung kembali secara rutin.
Dalam perjuangan sembuh dari adiksi narkoba, relapse merupakan sebuah proses yang tak terpisahkan.
Baca Juga: Siapa Coki Pardede dan Tretan Muslim? Hanya Dekat Dalam Urusan Konten Saja!
Kendati mantan penyalahguna sudah lepas dari ketergantungan narkoba, namun sugesti atau kecenderungan untuk menggunakan masih akan terasa.
Sugesti tersebut bisa dipicu secara mendadak dan tak terkendalikan, bila situasi batin orang mulai kacau.
Ketika relapse terjadi, pengguna narkoba dan lingkungan terdekatnya bisa merasa bahwa segala upaya yang telah dilakukan menjadi tak punya arti.
Baca Juga: Siapa Coki Pardede yang Namanya Akhir-akhir ini Sering Diperbincangkan? Inilah Sosok Coki Pardede
Relapse atau kambuh lagi bagi pengguna narkoba dan lingkungan dekatnya, merupakan masalah besar yang menjadikan semua upaya menjadi tak punya arti sama sekali
Sugesti untuk kambuh adalah suatu penyakit yang tidak terlepas dari penyakit ketergantungan.
Sugesti adalah penyakit yang ditinggalkan ketergantungan bagi si mantan mangsanya.
Kambuh atau relapse bukanlah hal baru dalam ketergantungan narkoba jenis manapun.
Baca Juga: Apa Itu Agnostik? Mengenal Kepercayaan Coki Pardede yang Bikin Netizen Penasaran
Namun, tanda-tanda dan gejala ke arah kambuh biasanya cukup jelas dan mudah diketahui.
Waspadai jika pengguna mengalami beberapa gejala berikut.
- Bergaul dengan teman lama pemakai narkoba
- Menyimpan alat-alat untuk menggunakan narkoba
- Sering mengurung diri di kamar dan mengkhayal enaknya memakai narkoba
Baca Juga: Biodata dan Agama Coki Pardede, Kontroversi Penistaan Agama Hingga Ditangkap karena Narkoba
Untuk mengatasi relapse, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti mengubah gaya dan pola hidup ke arah yang lebih sehat, meningkatkan kegiatan yang produktif, dan aktif dalam kegialan kemasyarakatan dan organisasi sosial.***
