Contoh Khutbah Idul Adha 2023 Singkat Sesuai Sunah yang Menyentuh Hati, Khutbah untuk Tanggal 29 Juni 2023

- 14 Juni 2023, 09:13 WIB
Ilustrasi, Contoh Khutbah Idul Adha 2023 Singkat Sesuai Sunah yang Menyentuh Hati
Ilustrasi, Contoh Khutbah Idul Adha 2023 Singkat Sesuai Sunah yang Menyentuh Hati /Antara/

Namun, Nabi Ibrahim harus segera mengambil keputusan. Ia menguatkan hatinya dan bertekad untuk melaksanakan perintah Allah.

Dalam ayat Al-Quran (Surah As-Shaffat 37:102), Nabi Ibrahim berbicara dengan Ismail dan putranya dengan tegas menyambut perintah Allah, mengatakan bahwa ayahnya harus melaksanakannya dan dia akan menjadi orang yang sabar.

Keteguhan dan keteguhan Nabi Ibrahim dan Ismail diuji dengan berat. Bahkan, saat mereka dalam perjalanan menuju tempat penyembelihan, Iblis mencoba menggoda mereka agar membatalkan niat mereka.

Baca Juga: Kapan Idul Adha Muhammadiyah 2023? Ini Kalender Dzulhijjah 1444 H versi Muhammadiyah

Iblis berusaha untuk menghentikan kurban dan menyelamatkan Ismail, karena perintah itu tidak terlihat rasional, tidak manusiawi, dan melanggar hak asasi manusia.

Namun, niat keduanya justru semakin kuat dengan izin Allah. Mereka yakin akan kebesaran dan keadilan Allah. Mereka menyadari bahwa kehidupan hanyalah sementara dan bahwa Ismail adalah amanah dari Allah.

Iblis yang mencoba menggoda mereka dilempari dengan batu bukan hanya sekali, tetapi tiga kali. Kejadian ini menjadi penting dan diabadikan dalam ibadah lempar jumrah yang dilakukan tiga kali, yaitu Ula, Wustho, dan Aqobah.

Akhirnya, Nabi Ibrahim dan Ismail menyerahkan diri mereka sepenuhnya kepada Allah. Pisau pun diasah, dan Ismail meletakkan pelipisnya di atas tempat pemotongan.

Nabi Ibrahim berusaha menahan segala kasih sayang dan kenangan bersama putranya. Ismail juga bersikap sabar dan teguh. Ketika pisau diayunkan, terdengarlah suara dari langit yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim telah membenarkan perintah Allah, dan sebagai penggantinya, Allah memberi mereka kambing yang tercinta.

Kisah ini diabadikan dalam Al-Quran sebagai bentuk ketundukan dan ketaatan yang tinggi. Nabi Ibrahim dan Ismail taat pada perintah Allah, meskipun perintah itu tidak masuk akal bagi pikiran manusia.

Halaman:

Editor: Eviyanti

Sumber: Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah