wa may yattaqillāha yaj‘al lahū makhrajā(n)
wa yarzuqhu min ḥaiṡu lā yaḥtasib(u)
wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh(ū)
innallāha bāligu amrih(ī)
qad ja‘alallāhu likulli syai'in qadrā(n)
Baca Juga: Keutamaan Sholat Tarawih Malam 1-30 Lengkap!
Asal Usul Ayat Seribu Dinar
Ayat Seribu Dinar ini bermula dari kisah seorang pedagang yang pada suatu hari sedang bermimpi. Dalam mimpi tersebut ia didatangi oleh Nabi Khidir AS. Dalam mimpinya, Nabi Khidir mengajarkan pedagang tersebut untuk bersedekah sebanyak seribu dinar.
Bukan hanya satu kali bermimpi, pedagang tersebut didatangi oleh Nabi Khidir AS berkali-kali dalam mimpinya. Sehingga pedagang tersebut benar-benar bersedekah sebanyak seribu dinar.
Tidak berhenti sampai di situ. Nabi Khidir AS tetap hadir dalam mimpi sang pedagang. Kali ini Nabi yang menjadi guru Nabi Musa AS tersebut mengajarkan sang pedagang untuk membaca bagian akhir surat Ath Thalaq ayat 2 dan bersambung pada ayat 3.
Suatu ketika, terjadilah musibah ketika pedagang tersebut melaut. Kapal yang ditumpanginya dilanda badai topan. Para penumpang meninggal kecuali pedagang tersebut. Bahkan, barang-barang pedagang tersebut pun selamat.
Musibah tersebut membuat sang pedagang semakin sadar akan kebesaran Allah SWT. Hal ini juga meyakinkan dirinya untuk terus membaca ayat yang diajarkan Nabi Khidir AS kepadanya.
Pedagang tersebut lalu memutuskan untuk menetap dan berdagang di negeri itu, dengan terus mengamalkan ayat yang diajarkan Nabi Khidir AS.
Kisah akhir pedagang tersebut, ia menjadi seorang saudagar yang kaya raya dabn juga menjadi raja di negeri itu.
Ayat seribu dinar selain dibaca, namun juga harus disertai dengan usaha yang maksimal. Usaha ingin kaya dan keluar dari kesulitan harus dilakukan. Tidak hanya bergantung pada membaca ayat tertentu. ***