Malio Gelato
Panas dan terik seringkali tak terhindarkan akan dirasakan oleh wisatawan yang berjalan di Malioboro. Nah, bila tidak ingin makan yang berat dan hanya ingin 'ngadem' sambil duduk-duduk cantik, Malio Gelato adalah tempat yang tepat. Lokasi ini bisa dikunjungi baik siang maupun malam hari. Tidak tanggung-tanggung, Malio Gelato buka hingga pukul 12 malam!
Berlokasi di depan Gedung DPRD serta sebelum Malioboro Mal, lokasi Malio Gelato ada di sebelah kanan jalan. Tempatnya cukup berbeda dengan sekitarnya, yaitu memiliki dinding bata yang di cat putih. ada beberapa spot foto ciamik di dalam Malio Gelato. Sungguh rugi untuk tidak mengunjungi tempat ini.
Kampung Ketandan
Salah satu kampung Pecinan alias Chinatown yang berada di pusat kota Jogja ini sangat unik. Berada di Jalan Ahmad Yani, Jalan Suryatmajan, Jalan Suryotomo dan Jalan Los Pasar Beringharjo, masyarakat China berkumpul dan berbaur dengan masyarakat sudah lebih dari 200 tahun lalu. Pintu masuk ke arah Kampung Ketandan adalah gerbang besar dan megah bertuliskan Kampoeng Ketandan.
Kampung Ketandan merupakan saksi sejarah akulturasi antara budaya Tionghoa, Keraton dan warga Kota Yogyakarta. Selain gerbang depan yang megah, arsitektur bangunan di kawasan ini masih didominasi nuansa tempo dulu. Rumah-rumahnya kebanyakan dibangun dua lantai memanjang ke belakang, dan digunakan sebagai toko sekaligus rumah pemiliknya hingga sekarang lazim disebut rumah toko atau ruko.
Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian menetapkan Kampung Ketandan sebagai daerah cagar budaya kawasan Pecinan yang akan dikembangkan terus menerus. Bangunan Tionghoa yang masih ada sudah rapuh, maka Pemkot selalu mendorong agar renovasinya mempertahankan arsitekstur khas Tionghoa. Bahkan bangunan baru yang akan atau telah dibangun diusulkan kembali berasitektur Tionghoa.
Baca Juga: Kuliner Jogja 2023 Serba SATE!
Bangunan-bangunan di Kampung Ketandan yang asli, memiliki atap yang berbentuk gunungan, namun seiring perkembangan, atap-atap tersebut direnovasi menjadi berbentuk lancip. Perubahan bangunan atap ini menunjukkan telah terjadi akulturasi budaya Cina dengan kebudayaan Jawa yang menimbulkan keunikan tersendiri. Juga menjadi salah satu ciri khas rumah Cina adalah jangkar yang ada di dinding.