Kenapa Produk UNILEVER Diboikot? Cek Produk Unilever yang Pernah Kamu Pakai dan Kaitannya dengan Fatwa MUI

15 November 2023, 08:31 WIB
Ilustrasi minimarket. Kenapa Produk UNILEVER Diboikot? Cek Produk Unilever yang Pernah Kamu Pakai dan Kaitannya dengan Fatwa MUI.* /Yumi Karasuma/Portal Purwokerto

PORTAL PURWOKERTO - Berikut alasan kenapa produk Unilever diboikot? Apakah brrasal dari Israel atau kah karena mendukung Israel? 

Alasan kenapa produk Unilever diboikot tentu saja karena pernyataan dukungannya terhadap Israel saat ini.

Unilever merupakan sebuah perusahaan multinasional yang berbasis di Inggris dan Belanda, memunculkan pertanyaan seputar keterlibatannya dengan Israel dan upaya boikot produk Israel.

Sebelum menjelajahi isu ini, penting untuk memahami bahwa Unilever, didirikan pada tahun 1930 melalui penggabungan Lever Brothers dan Margarine Unie, merupakan pemain utama dalam industri produk konsumen global.

Meskipun berakar di Inggris dan Belanda, Unilever memiliki jangkauan operasional di seluruh dunia, termasuk di Israel.

Baca Juga: Apa Saja Produk Bayi yang Diboikot? Cek Brand Produk Perawatan Bayi dari Israel yang Ternyata Tawarkan Hal Ini

Di sana, perusahaan ini menghasilkan dan mendistribusikan beragam produk konsumen terkenal, seperti "Knorr," "Lipton," dan "Dove." Namun, isu apakah Unilever membantu Israel menjadi pusat perdebatan.

Pada bulan Juli 2022, CEO Unilever, Alan Jope, menegaskan komitmen perusahaan untuk terus berbisnis di Israel, menyebutnya sebagai isu kompleks dan sensitif.

Meskipun demikian, keputusan untuk mendukung atau memboikot produk Unilever terkait dengan isu Israel tetap menjadi keputusan pribadi.

Unilever dikenal dengan sejumlah merek terkemuka seperti Dove, Lipton, dan Walls. Produk-produk perawatan pribadi, makanan dan minuman, serta produk rumah tangga dari Unilever telah menjadi bagian integral dari kehidupan konsumen global.

Sebelum mengambil langkah seperti boikot produk, mendapatkan informasi yang akurat dan memahami dampaknya adalah langkah yang bijak. Karena penting untuk diingat bahwa apakah perusahaan ini mendukung Israel atau tidak merupakan isu politik yang kontroversial.

Fatwa MUI Terkait Produk Pro Israel

Selepas pernyataan dukungan beberapa brand terhadap Israel, MUI dalam upaya konkret mendukung perjuangan Palestina, Komisi Fatwa MUI mengeluarkan Fatwa Terbaru Nomor 83 Tahun 2023.

Baca Juga: Apakah Susu Dancow Pro Israel? Nestle Produknya Apa Saja? List Produk Pro Israel Masuk Daftar Boikot MUI BDS

Fatwa ini tidak hanya menekankan pentingnya menghindari produk terafiliasi dengan Israel, tetapi juga menggarisbawahi kewajiban umat Islam dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Ketua MUI Bidang Fatwa, KH Asrorun Niam Sholeh, dengan tegas menyatakan bahwa umat Islam disarankan untuk menghindari transaksi dan penggunaan produk yang mendukung penjajahan dan zionisme.

Lebih dari sekadar pembatasan, fatwa ini mengajak umat Islam untuk turut serta secara aktif dalam perjuangan Palestina.

Fatwa ini memberikan dorongan kepada pemerintah untuk mengambil tindakan tegas melalui diplomasi internasional, terutama di PBB dan OKI, guna menekan Israel agar menghentikan agresi terhadap Palestina.

Dengan demikian, fatwa ini tidak hanya menjadi wujud dukungan moral, tetapi juga panggilan aksi konkret untuk melibatkan diri dalam upaya diplomatik demi perdamaian di Timur Tengah.

Melalui fatwa ini, MUI tidak hanya memberikan arahan terkait penghindaran produk terkait Israel, tetapi juga membuka pintu bagi partisipasi aktif umat Islam dalam mewujudkan perubahan nyata bagi rakyat Palestina.

Ini merupakan langkah signifikan dalam memperjuangkan hak dan kemerdekaan bagi saudara-saudara seiman di Palestina.

Baca Juga: Barcode Israel Berapa? Cek Fakta Barcode Israel yang Mungkin Sering Terabaikan

Sebagai penutup, Unilever tetap menjadi salah satu pemain utama dalam industri produk konsumen global, dan keputusan terkait dengan dukungan terhadap Israel adalah keputusan yang pribadi dan kontroversial.

Catatan penting bahwa terkait boikot produk Israel adalah isu politik yang kontroversial, serta keputusan untuk membeli atau tidak membeli produk-produk tersebut merupakan keputusan pribadi.***

Disclaimer: Keputusan untuk melakukan boikot adalah keputusan pribadi, dan mungkin terdapat pendapat yang berbeda mengenai cara terbaik untuk mengatasi konflik politik atau masalah internasional.

Editor: Yumi Karasuma

Tags

Terkini

Terpopuler