PORTAL PURWOKERTO – Akhir-akhir ini sebuah perusahaan bernama Evergrande menjadi sorotan publik karena hutangnya yang begitu besar, serta ancaman perusahaan tersebut tak sanggup membayar hutangnya.
Lantas siapakah Evergrande itu? Mengapa Ia berdampak besar terhadap perekonomian dunia bila bangkrut? Berikut penjelasan mengenai raksasa properti yang satu ini.
Dikutip dari berbagai sumber, Evergrande Group atau Evergrande Real Estate Group merupakan sebuah perusahaan properti terbesar kedua di Tiongkok dalam hal penjualan, serta menjadi perusahaan ke 122 terbesar di dunia dalam hal pendapatan menurut 2021 Fortune Global 500 list.
Perusahaan ini didirikan oleh Xu Jiayin(Hui Ka Yan) pada tahun 1996 di Guangzhou, China Selatan. Evergrande tercatat memiliki sekitar 200.000 pekerja, dan juga berinvestasi di bidang kendaraan listrik, olah raga, serta taman bermain.
Perusahaan ini memiliki 200 perusahaan offshore dan 2.000 anak usaha domestic di China. Raksasa properti di China ini mengalami kebangkrutan di awal tahun 2020 setelah sebuah surat yang ditulis Evergrande September tahun lalu kepada pemerintah provinsi Guangdong untuk membantu mereka melaksanakan rencana backdoor listing yang saat ini telah dibatalkan.
Hal tersebut membuat investor menjadi khawatir dan memunculkan sebuah peringatan bahwa perusahaan ini mengalami krisis likuiditas.
Kekhawatiran meningkat setelah Evergrande mengakui bahwa mereka tidak bisa membayar surat berharga tepat waktu, serta hutang yang terus berbunga tiap tahunnya.
Tercatat hutang yang belum dilunasi oleh Evergrande menginjak angka 300 Milyar USD atau setara dengan RP 4.290 triliun, dengan kurs Rp 14.300/dollar AS.