PORTAL PURWOKERTO - Gunung Merapi yang terletak di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta erupsi pada Sabtu 11 Maret 2023, belum diketahui apakah ada korban jiwa sampai saat. Namun yang jelas erupsi Merapi membuat publik kembali terkenang dengan profil sang legenda Gunung Merapi, Mbah Maridjan.
Sejak lahir hingga akhir hayatnya Mbah Maridjan tetap setia dengan Gunung Merapi. Juru Kunci enggan meninggalkan kampung kelahirannya di Umbulharjo meski saat itu Merapi mengalami erupsi yang dahsyat pada tahun 2010 dengan jumlah korban yang tidak sedikit.
Gunung Merapi bagi nenek moyang Mbah Maridjan adalah tumpah darah, anak istri hingga cucu Mbah Maridjan berdiam selama berpuluh tahun sebelum Merapi Erupsi 26 Oktober 2010, Dusun Kinahrejo, Umbulharjo Cangkringan Sleman, Yogyakarta, adalah dusun yang indah sejuk, hijau, tentram dan damai. Kinahrejo hanya berjarak sekitar 4 km dari puncak Merapi.
Dikutip dari Antara, pada Oktober 2010 terjadi amuk Merapi, sebagian besar di wilayah bahaya erupsi termasuk Kinahrejo sudah mengungsi. Namun Mbah Maridjan dan beberapa orang menolak evakuasi. Pada saat itu istri anak dan cucu sudah evakuasi.
Sebelum meninggal Mbah Marijan bersama menantu dan kerabatnya masih bertahan, sekitar pukul 17.20 juru kunci Gunung Merapi pamit pergi ke masjid masuk dalam kawasan rawan bencana.
Pada petang 2010 pukul 18.10 18.15 dan 18.25 terjadi erupsi, kemudian diikuti dengan hujan abu membuat warga sekitar Gunung Merapi terutama Kabupaten Magelang Klaten panik dan bergegas mengungsi.
juru kunci kemudian meninggal di rumahnya merupakan rusuk tertinggi di puncak Merapi tewas dihantam awan panas 600 derajat Celcius. Bersama dengan sebanyak 32 orang lainnya.
Berikut profil Mbah Maridjan