Siapakah Saleh al-Arouri, Pemimpin Hamas yang di Bunuh di Beirut, Lebanon?

- 4 Januari 2024, 08:01 WIB
Siapakah Saleh al-Arouri, Pemimpin Hamas yang di Bunuh di Beirut, Lebanon?
Siapakah Saleh al-Arouri, Pemimpin Hamas yang di Bunuh di Beirut, Lebanon? /Al Jazeera/

PORTAL PURWOKERTO - Siapa Saleh Al-Arouri, sebuah serangan pesawat tak berawak di pinggiran selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa, 2 Januari 2023 menewaskan salah satu tokoh sentral penting Hamas. 

Pesawat tak berawak menyerang basis Hizbullah, sebuah organisasi paramiliter Lebanon yang mendukung perjuangan Hamas, di Dahiyeh, Lebanon.

Serangan tersebut menghantam kantor Hamas dan menyebabkan enam orang tewas. Salah satu korban tewas adalah Saleh Al-Arouri, wakil pemimpin biro politik Hamas sekaligus salah satu pendiri Brigade Qassam, sayap militer organisasi Hamas.

 

Kematian Saleh Al-Arouri dapat memicu pembalasan dari Hamas dan Hizbullah. Pasalnya, Hamas telah menyatakan bahwa kematian salah satu pemimpinnya tersebut sebagai pembunuhan pengecut.

Baca Juga: Hamas Itu Siapa, Pejuang atau Teroris dalam Konflik Palestina Israel

"Serangan terhadap warga Palestina di dalam dan di luar Palestina tidak akan berhasil mematahkan kemauan dan ketabahan rakyat kami, atau merusak kelanjutan perlawanan mereka yang gagah berani," ujar pernyataan Hamas. 

"Ini membuktikan sekali lagi kegagalan musuh dalam mencapai tujuan agresifnya di Jalur Gaza," ujar Hamas menanggapi tindakan pembunuhan terhadap Saleh Al-Arouri.

Menyusul berita kematian al-Arouri, masjid-masjid di Arura, kota Ramallah utara di Tepi Barat, berduka atas kematiannya dan pemogokan umum telah diserukan di Ramallah pada hari Rabu, 3 Januari 2023.

Bagi mereka yang awam, tentu tidak mengenal sepak terjang Saleh Al-Arouri. Pria berusia 57 tahun tersebut adalah salah satu pendiri Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas. 

Ia juga merupakan wakil kepala biro politik Hamas. Sebelumnya, Al Arouri menghabiskan 15 tahun dipenjara Israel, sebelum akhirnya tinggal di Lebanon.

Saleh Al-Arouri adalah pria kelahiran kota Aroura, di Tepi Barat, Palestina, pada tahun 1966. Ia merupakan pucuk diplomasi Hamas dengan dunia luar terutama Lebanon. 

Ia adalah salah seorang negosiator dalam rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Ia juga yang membawa pembebasan lebih dari 1.000 tahanan Palestina di penjara Israel untuk ditukar dengan tentara Israel yang ditangkap, Gilad Shalit, pada tahun 2011.

Ancaman pembunuhan terhadap Al Arouri telah dilontarkan oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, sebelum terjadinya serangan 7 Oktober 2023. Saat perang yang berkelanjutan, Al Arouri adalah juru bicara Hamas. 

Baca Juga: Bendera Palestina 1924 dan Lagu Palestina Viral TikTok, Ini Lirik Lagu Atuna Tufuli alias Atouna El Toufoule

Amerika Serikat telah memberikan cap terhadap Al-Arouri sebagai seorang teroris global pada tahun 2015. Negara adidaya tersebut bahkan memberi iming-iming untuk memberikan hadiah sebesar $5 juta atau lebih dari Rp77 miliar untuk setiap informasi mengenai Al Arouri.

Meskipun belum ada tanggapan resmi dari Israel mengenai kematian pejabat Hamas, Mark Regev, penasihat Netanyahu, mengatakan bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas serangan ini.

"Siapapun yang melakukannya, harus jelas: ini bukanlah serangan terhadap negara Lebanon. Siapa pun yang melakukan ini melakukan serangan bedah terhadap kepemimpinan Hamas," ujar Regev.

Serangan bedah adalah serangan militer yang dimaksudkan hanya untuk merusak sasaran militer yang sah, tanpa atau hanya menimbulkan kerusakan minimal terhadap struktur, kendaraan, bangunan, atau infrastruktur dan utilitas masyarakat umum di sekitarnya.

Hal berbeda dikatakan oleh Danny Danon, mantan utusan Israel untuk PBB. Pria berusia 52 tahun tersebut memuji serangan yang menewaskan Al Arouri dan mengucapkan selamat kepada tentara Israel, Shin Bet, dinas keamanan, dan Mossad, badan intelijen Israel, karena membunuh salah satu pemimpin Hamas yang paling berpengaruh.

"Siapa pun yang terlibat dalam pembantaian 7/10 harus tahu bahwa kami akan menghubungi mereka dan menutup rekening dengan mereka," cuitnya di Twitter(X) dalam bahasa Ibrani.

Pemerintah Israel dikatakan telah memerintahkan kepada para menteri kabinet untuk tidak memberikan wawancara apa pun tentang kematian al-Arouri, setelah tweet Danon dipublikasikan.

Perdana Menteri sementara Lebanon, Najib Mikati, mengutuk serangan di pinggiran kota Beirut dan mengatakan itu adalah kejahatan baru Israel. Serangan tersebut dianggap sebagai upaya untuk menarik Lebanon ke dalam perang.

Bagi Hizbullah, serangan terhadap Beirut, ibu kota Lebanon tidak akan terjadi tanpa hukuman. Meskipun serangan tersebut menyasar kantor Hamas. Namun serangan yang terjadi di Beirut tersebut melanggar kedaulatan.

Perang Palestina-Israel yang berawal pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang Israel dan lebih dari 22.000 warga Palestina. 8.000 korban diantaranya adalah anak-anak Palestina.***

 

 

Editor: Lasti Martina

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah