Link Video Viral Kakak Adik, Video 19 Detik Viral di Media Sosial Banyak Dicari, Ini Kata Psikologi

9 Juni 2021, 15:47 WIB
Ilustrasi Video Viral kakak adik di Twitter /Pixabay /Claudia Dewald

PORTAL PURWOKERTO - Baru-baru ini jagad maya dihebohkan kueri video viral kakak adik di hotel yang disinyalir berkaitan dengan video asusila.

Adapula kueri video 19 detik viral di media sosial yang juga menjadi pencarian warganet melalui dunia maya.

Bagaimana dengan video viral 16 menit? Pencarian tersebut juga banyak diketikkan warganet.

Baca Juga: Video Viral Kakak Adik di Hotel, Link Fullnya Dicari Ke Mana-mana

Link video-video tersebut sering kali berhubungan dengan video tak senonoh yang mungkin tanpa sengaja atau tidak tanpa sengaja direkam oleh orang lain bahkan pelaku.

Bagaimana hal ini dilihat dari segi psikologi manusia? Tim Portal Purwokerto menghubungi Ugung Dwi Ario Wibowo, seorang dosen psikologi di salah satu universitas di Purwokerto Banyumas.

"Dalam konteks penyebaran itu kan rata-rata kita itu ingin jadi orang pertama kali menjadi sumber berita dengan begitu dapat komen dan like yang banyak.

Juga ada respon dari orang-orang sekitarnya yang juga menunggunya, jadi trending topik bagi orang lain," kata Ugung pada Tim Portal Purwokerto, Rabu, 9 Juni 2021.

Baca Juga: Video Viral Kakak Adik di Twitter Beredar Luas, Warganet Heboh Minta Link: Kirim Bang, Penasaran Banget!

Ia juga mengatakan bahwa orang-orang yang menyebarkan atau menonton video-video tersebut bisa jadi karena rasa ingin tahu.

"Yang kedua, ada (faktor) curiosity atau rasa ingin tahu yang tinggi. Kita tidak mau menjadi orang yang kudet. Kita ngga mau disebut ndeso atau kurang update atau sesuatu yang lain yang kemudian kita malu kalau tidak tahu apa yang terjadi," lanjutnya.

FOMO atau Fear of Missing Out merupakan Rasa takut ketinggalan atau tidak update tentang sesuatu.

Baca Juga: Update Video Viral Tiktok India, Modus Bejat Ridoy Babo dan Kisah Tragis Wanita Dipaksa Layani Belasan Pria

"Yang ketiga adanya ketakutan untuk menjadi tidak populer, tidak tahu. Itu yang membuat kita malah jadi penyebar dan kadang-kadang terjadinya penyebaran hoaks karena itu juga. Ada sesuatu, dia tidak cari (informasi yang benar), dia share," katanya.

Selain itu, orang yang sering kali merekam video asusila terkait dirinya, bisa juga termasuk exhibisionisme.

Baca Juga: Video Viral Sarah Viloid Beredar di Telegram, Benarkah Pemain Esport Ini Pelakunya?

"Dalam psikologi ada yang namanya exhibisionism. Jadi orang-orang tertentu suka untuk dilihat dalam posisi setengah telanjang atau untuk diberi label sexi atau cantik, putih.

Exhibisionis ini juga dapat memicu orang untuk merekam atau memvideo entah untuk kepentingan pribadi atau kemudian dia share ke media yang dimiliki hanya untuk mendapat komentar dari followernya atau yang bisa menjadikannya trending topic misalnya," jelasnya.

Baca Juga: Korban Video Viral Tiktok Botol Bangladesh 2021 Full, Kabarnya 'Dijual' Sejak Usia 16 Tahun

Ugung juga menerangkan bahwa penyebaran video asusila bisa jadi terkait dengan unsur kriminalitas.

"Ada pula unsur lainnya seperti unsur kriminalitas yang memang mengambil keuntungan dari video asusila itu," terangnya.

Jadi, apakah Anda termasuk salah satu diantaranya? Itulah terkait pandangan Psikologi terkait pencarian dan penyebaran link video viral kakak adik hingga video berdurasi lainnya.***

Editor: Hening Prihatini

Tags

Terkini

Terpopuler