“Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.”
“Kami mengikhlaskan Eril pergi karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan seluruh amal-amalnya untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya,” ujarnya.
Selanjutnya, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa dirinya beserta segenap keluarganya telah ikhlas dan menyiapkan hati jika memang pada kenyataannya jasad Eril tidak dapat ditemukan.
Baca Juga: JARAK SUNGAI AARE Ke Bendungan Engehalde, Tempat Akhir Penemuan Jenazah Eril Emmeril Kahn Mumtadz
Namun, berkat banyaknya doa yang disampaikan kepada Eril, berbuah ditemukannya jasad Eril di Sungai Aare.
“Mungkin akan berat tapi kami sebenarnya sudah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah melihat lagi jasadnya untuk terakhir kali.”
“Bukanlah Eril di New York yang berada jauh di seberang, mengapa tidak jika wafat di Swiss yang jauhnya tidak berbilang? Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang?”
Baca Juga: Ditemukan Setelah 14 Hari Tenggelam, Atalia Praratya Ungkap Kondisi Emmeril Kahn Mumtadz
“Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup untuk kami untuk yakin barangkali Allah memang yang menghendaki agar kepulangannya disambut oleh langit dan bumi,” kata Ridwan Kamil.
Di ujung pidatonya, Ridwan Kamil menyampaikan bahwa kepergian Eril untuk selamanya menjadi kehilangan terdahsyat bagi dirinya dan keluarganya.