7 Kecelakaan Kereta Api Terparah di Indonesia, Korban Jiwa Ratusan!

- 5 Januari 2024, 10:44 WIB
Kecelakaan kereta api terparah di Indonesia/Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987.
Kecelakaan kereta api terparah di Indonesia/Tragedi Bintaro 19 Oktober 1987. /

PORTAL PURWOKERTO - Kecelakaan kereta api terparah di Indonesia terjadi dalam periode 1944-2013. Sepanjang hampir 70 tahun, dunia perkeretaapian di Indonesia telah merenggut nyawa hampir 700 orang dan ratusan lagi korban luka dalam 7 kecelakaan kereta api terparah di Indonesia.

Namun, kecelakaan kereta api tidak hanya terjadi di Indonesia. Di dunia bahkan pernah terjadi kecelakaan kereta api yang merenggut nyawa hampir 800 penumpang dalam satu kecelakaan.

Tepatnya pada tahun 1981 di Bihar, India. Sebuah kereta tergelincir dan jatuh ke Sungai Bagmati saat melintasi jembatan. Korban jiwanya disebut mencapai 800 orang.

Baca Juga: Pengalihan Jalur Akibat Kecelakaan KA Turangga vs Commuter Line Bandung Raya Hari Ini 5 Januari 2024

Di era modern, tepatnya pada 2 Juni 2023 di Odisha, India, setidaknya 280 orang tewas dan lebih dari 900 lainnya luka-luka dalam insiden kecelakaan kereta api yang melibatkan satu kereta penumpang yang tergelincir dan menabrak satu kereta penumpang lainnya dan satu kereta barang.

7 Kecelakaan Kereta Api Terparah di Indonesia

 

 

1. 22 Desember 1944, Kecelakaan Kereta Api Padang Panjang

Kecelakaan kereta api disebabkan oleh rem blong sehingga terjadi slip roda lokomotif hingga keluar rel terjadi di  Singgalang Kariang, Padang Panjang (sekarang di lokasi rest area Lembah Anai, Sumbar).

Akibat kecelakaan tersebut, 200 orang tewas serta 250 orang lain luka-luka dalam kecelakaan kereta api terparah di Indonesia.

2. 19 Oktober 1987, Tragedi Bintaro

Dua kereta api berkecepatan tinggi yaitu KA 220 Patas Merak dan KA lokal 225 bertabrakan pada pukul 06:45 WIB. Kecelakaan tersebut merenggut 156 orang tewas dan 300 orang terluka.

Banyaknya korban diakibatkan banyaknya penumpang kereta, bahkan hingga bergelantungan. Diperkirakan banyaknya penumpang karena hendak berangkat kerja dan sekolah.

3. 20 September 1968, Kecelakaan kereta api uap Bumel
Kecelakaan terjadi di desa Ratu Jaya, Cipayung, Jawa Barat, yang dekat dengan Stasiun Citayam. Insiden terjadi karena tabrakan antara kereta api uap Bumel dengan kereta api cepat berlokomotif diesel modern.

Sebanyak 116 orang tewas sementara puluhan orang lainnya mengalami luka baik ringan maupun berat.

4. 25 Desember 2001, Kecelakaan kereta api di Brebes
Sebanyak 31 orang tewas dalam kecelakaan yang terjadi saat Kereta Api 146 menabrak Kereta Api 153 Gaya Baru Malam Selatan yang sedang menunggu bersilangan di sepur 3 emplasemen stasiun Ketanggungan Barat, Brebes.

Kereta Api 146 berangkat dari stasiun Kejaksan Cirebon pada jam 03:36 dengan mengalami keterlambatan 2 jam 30 menit dari jadwal yang seharusnya. Kecelakaan terjadi pada 25 Desember 2001 sekitar jam 04.33 WIB. 

KA 146 melanggar sinyal masuk stasiun Ketanggungan Barat yang beraspek merah (tanda bahwa kereta harus berhenti). Akibatnya,31 orang tewas dan 51 lainnya mengalami luka berat.

5. 2 November 1993, Kecelakaan KRL di Ratu Jaya Depok

Sebanyak 20 orang meninggal dan 100 orang terluka dalam kecelakaan Kereta Rel Listrik (KRL) Ratu Jaya Depok.

Kecelakaan terjadi karena adanya kesalahan informasi antara petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) di pemberangkatan Stasiun Depok Lama dan Stasiun Citayam.

Petugas memberangkatkan KRL dari Depok Lama tanpa memberitahu kepada petugas di Citayam. Padahal, petugas di Citayam juga memberangkan KRL. Hal ini menyebabkan dua kereta yang berlawanan arah tersebut, saling bertabrakan.

Baca Juga: Refund Tiket KA Bagi yang Terdampak Tabrakan Kereta Hari Ini, Daop 5 Purwokerto: Bea Dikembalikan 100 Persen

6. 14 April 2006, Tumbukan KA Kertajaya dengan KA Sembrani

14 orang tewas dalam kecelakaan KA 150 Kertajaya yang bertabrakan dengan KA 40 Sembrani di Stasiun Gubug, Grobogan (Jateng) pada pukul 02.10 WIB.

KA 40 Sembrani dengan kecepatan normal sekitar 70 Km/jam masuk dari arah Semarang. Masinis melihat jalurnya terhalang (tidak bebas) dan beraksi melakukan pengereman darurat (emergency brake).

Terlambat berhenti, lokomotif KA 40 menabrak KA 150 yang sedang berusaha berjalan mundur lokasi wesel.

Akibatnya, lokomotif KA 40 Sembrani menabrak lokomotif KA 150 Kertajaya. Lokomotif KA Sembrani dan tiga gerbongnya terguling di sawah sebelah selatan rel (arah kanan dari datangnya kereta), dan dua kereta lainnya anjlok.

Lokomotif KA 150 Kertajaya yang ditabrak, terlempar kearah utara rel (arah kiri terhadap datangnya kereta).

7. 9 Desember 2013, Tabrakan KRL vs Tangki Pertamina, 

Pada pukul 11.15 WIB mobil tangki Pertamina yang datang dari arah Tanah Kusir menuju Ceger bertabrakan dengan KRL di pintu perlintasan nomor 57A Km. 16+974, Pondok Betung, Jakarta Selatan.

Diduga palang pintu perlintasan kereta api tidak berfungsi atau truk mengabaikan sirine palang pintu. Kecelakaan kali ini hanya terjadi 200 meter dari lokasi kecelakaan kereta api Tragedi Bintaro yang terjadi pada tahun 1987 dan menewaskan 156 korban jiwa.

Tujuh orang meninggal, termasuk masinis, asisten masinis, dan teknisi KRL Serpong-Stasiun Tanah Abang. Tabrakan ini menimbulkan kobaran api di seluruh bagian mobil tangki, bagian depan KRL serta beberapa bangunan dalam radius 15 meter. Pasalnya, mobil tangki yang membawa tersebut 24.000 kilo liter bahan bakar premium tersebut mogok di tengah rel dan tertabrak KRL.

Kecelakaan kereta api terparah di Indonesia ini merupakan pengalaman pahit dunia perkeretaapian di Indonesia. Namun, PJKAI terus berbenah diri dalam menghindari adanya kecelakaan serupa.***

 

Editor: Lasti Martina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah