Quantum Temple - Water Civilization Diresmikan, Menparekraf: Berdampak Peningkatan Kualitas Wisata

- 23 Mei 2024, 17:05 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi program Quantum Temple-Water Civilization.*
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi program Quantum Temple-Water Civilization.* /Kemenparekraf

 

PORTAL PURWOKERTO - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi program Quantum Temple-Water Civilization.

Diluncurkan pada April 2024 di Pura Tirta Empul, program tersebut telah memberikan dampak pada peningkatan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. 

Pada pertemuan yang digelar hari Rabu 22 Mei 2024 tersebut, Staf Ahli Bidang Manajemen Krisis Kemenparekraf, Fadjar Hutomo juga turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga.

"Terjadi peningkatan kunjungan juga peningkatan pendapatan. Dan ini didorong oleh penggunaan inovasi dan teknologi yang fokus kepada pelestarian budaya dan ini menjadi upaya untuk memastikan Pura (Tirta Empul) terjaga kelestariannya untuk generasi mendatang," kata Menparekraf Sandiaga saat hadir di Water Civilization Impact to Cultural Heritage Preservation.

Baca Juga: JAZZ GUNUNG SLAMET 2024 Hari ini 11 Mei 2024 Wana Wisata Baturraden Banyumas Cek Harga Tiket Store Jazz Gunung

Apa Itu Water Civilization?

Program Water Civilization merupakan perpaduan instalasi, pameran digital, dan pembinaan pramuwisata Desa Manukaya Let (desa lokasi Pura Tirta Empul) yang didukung infrastruktur tiket berbasis blockchain. 

Program ini menjadi sebuah pendekatan inovatif untuk mengatasi masalah minimnya pendapatan pariwisata yang beredar di ekonomi lokal.

Melalui program ini, wisatawan menjadi lebih paham tentang Pura Tirta Empul yang merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO. Wisatawan juga diperkenalkan prosesi Melukat yang unik. Di mana semua itu melibatkan komunitas lokal.

"Menurut saya menunjukkan bahwa pariwisata jika dikelola dengan prinsip regeneratif bukan hanya menciptakan pekerjaan lebih banyak, tapi juga lebih berkualitas dan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan ini sudah menjadi salah site visit yang kita tawarkan pada World Water Forum," kata Menparekraf Sandiaga.

Baca Juga: 15 Desainer Banyumas Unjuk Karya Banyumasanku dalam AKI 2023, Dihadiri Menparekraf Sandiaga Uno

Menparekraf Sandiaga mengatakan, sejak diluncurkan sekitar 1,5 bulan lalu, wisatawan yang berpartisipasi telah mencapai lebih dari 500 serta membuka penciptaan peluang usaha dan lapangan kerja bagi komunitas lokal.

"Tadi sudah kita bicarakan agar ini bisa menjadi benchmark ke situs-situs lain. Bukan hanya di Bali tapi seluruh Indonesia sehingga tercipta kemitraan dan peningkatan dari dampak pariwisata yang lebih berkelanjutan," jelas Sandiaga.

Pendiri dan CEO Quantum Temple, Linda Adami, memberikan paparan dampak nyata program ini. Saat pramuwisata asli Manukaya Let telah menerima pelatihan dan pengembangan keterampilan ala perhotelan sehingga mampu menjaring pendapatan yang lebih baik.

"Pelatihan yang diberikan memungkinkan para pramuwisata Manukaya Let untuk terus menjaga pengetahuan yang didapatkan dari generasi ke generasi, serta terus membagikan pengetahuan yang komprehensif tentang sejarah Tirta Empul dan prosesi melukat yang baik bagi wisatawan dalam negeri dan internasional," ujar Linda.

Saat ini, pramuwisata binaan Quantum Temple sudah menjangkau turis mancanegara dari Asia, Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa.

Linda mengatakan, pihaknya juga akan memperluas program ke situs budaya lainnya di Indonesia. Perluasan akan dimulai di situs-situs lain di Kabupaten Gianyar, Labuan Bajo, dan Borobudur.

Baca Juga: Sandiaga Uno dan Bupati Banyumas Siap Dukung dan Beri Vote Putri Ariani di America’s Got Talent 2023

Manajer Operasional Quantum Temple, Dewa Noproyasa, mengatakan pramuwisata asli dari Desa Adat Manukaya Let memperoleh pendapatan stabil yang setidaknya tiga kali lebih tinggi dari upah minimum.

"Juga terhadap operasional pura. Program tersebut mampu membuka manajemen antrean yang lebih baik dan perilaku pengunjung juga lebih tertib selama ritual Melukat," kata Dewa.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: Kemenparekraf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah