Bung Tomo Dilahirkan di Kota Pahlawan, Inilah Sikap Kepahlawanan Bung Tomo Sang Pembangkit Semangat Rakyat

- 18 November 2021, 07:16 WIB
Ilustrasi belajar. Bung Tomo Dilahirkan di Kota Pahlawan, Inilah Sikap Kepahlawanan Bung Tomo Sang Pembangkit Semangat Rakyat
Ilustrasi belajar. Bung Tomo Dilahirkan di Kota Pahlawan, Inilah Sikap Kepahlawanan Bung Tomo Sang Pembangkit Semangat Rakyat /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL PURWOKERTO - Bung Tomo dilahirkan di kota Pahlawan, inilah sikap kepahlawanan sang pembakar semangat rakyat.

Bung Tomo dilahirkan di sebuah kota yang mendapat julukan kota pahlawan, dimanakah itu?

Ya, Bung Tomo dilahirkan di kota Surabaya, sebuah kota di bagian timur pulau Jawa yang disebut kota Pahlawan.

Bung Tomo dilahirkan di kota Surabaya, beliau dilahirkan dari pasangan Kartawan Tjiptowidjojo dan Subastita.

Baca Juga: Bung Tomo Dikenal dengan Orasi Pidatonya, Bunyi Pidato Paling Terkenal Yaitu? Jawaban IPS Kelas 4 SD Tema 5

Bung Tomo dilahirkan di kota Surabaya pada tanggal 3 Oktober 1920 dan meninggal di tahun 1981.

Memiliki nama asli Sutomo, namun beliau lebih dikenal dengan sapaan akrab Bung Tomo.

Bung Tomo adalah pahlawan nasional Indonesia yang terkenal karena peranannya dalam Pertempuran 10 November 1945.

Bung Tomo dilahirkan di kota Surabaya tepatnya di Kampung Blauran, Surabaya.

Baca Juga: Simak Rumus Volume Tabung untuk Soal Tinggi Sebuah Tabung adalah 60 cm dan Diameter Alas Tabung 56 cm Lengkap!

Ayah Bung Tomo yang bernama Kartawan Tjiptowidjojo adalah seorang priyayi golongan menengah yang pernah bekerja sebagai pegawai pemerintah, staf perusahaan swasta, asisten kantor pajak, hingga pegawai perusahan ekspor-impor Belanda.

Kartawan mengaku mempunyai pertalian darah dengan beberapa pengikut dekat Pangeran Diponegoro.

Sedangkan ibu Sutomo bernama Subastita, seorang perempuan berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.

Subastita adalah anak seorang distributor lokal mesin jahit Singer di wilayah Surabaya yang sebelum pindah ke Surabaya pernah jadi polisi kotapraja dan anggota Sarekat Islam.

Baca Juga: Hitunglah Volume Tabung Tersebut! Tinggi Sebuah Tabung adalah 60 cm dan Diameter Alas Tabung 56 cm!

Bung Tomo adalah anak sulung dari 6 orang bersaudara. Adik Bung Tomo masing-masing bernama Sulastri, Suntari, Gatot Suprapto, Subastuti, dan Hartini.

Bung Tomo lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang sangat menghargai pendidikan, namun pada usia 12 tahun, Sutomo terpaksa meninggalkan bangku MULO akibat terdampak Despresi Besar yang melanda dunia.

Untuk membantu keluarga, ia mulai bekerja secara serabutan. Meski begitu, belakangan Sutomo bisa masuk HBS secara korespondensi dan tercatat sebagai murid yang dianggap lulus meski tidak secara resmi.

Sutomo lalu bergabung dengan KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Pada usia 17 tahun, Bung Tomo berhasil menjadi orang kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda.

Baca Juga: Jelaskan Politik Luar Negeri Indonesia! Kunci Jawaban Kelas 6 SD MI Tema 5 Subtema 3

Sebelum pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang Indonesia.

Dalam soal evaluasi kelas 4 SD tema 5 tentang Sikap Kepahlawanan Bung Tomo, akan ada sebuah pertanyaan berikut:

Bung Tomo dilahirkan di kota?

A. Tasikmalaya
B. Majalengka
C. Kebumen
D. Surabaya

Kunci Jawaban: D. Surabaya

Sikap kepahlawanan Bung Tomo menjadi salah satu panutan bagi generasi muda saat ini.

Baca Juga: Dalam Dunia Politik dan Pemerintahan, Jabatan yang Pernah Diemban Oleh Bung Tomo Yaitu? Google Form Kelas 4 SD

Bung Tomo di masa muda lebih banyak berkecimpung dalam bidang kewartawanan. Ia antaranya menjadi jurnalis lepas untuk harian Soeara Oemoem, harian berbahasa Jawa Ekspres, mingguan Pembela Rakyat, dan majalah Poestaka Timoer.

Kemudian dengan sikap kepahlawanan Bung Tomo setelah itu mulai bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial.

Pada 1944, ia terpilih menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru dan pengurus Pemuda Republik Indonesia di Surabaya yang disponsori Jepang.

Dan inilah titik awal keterlibatannya dalam Pertempuran 10 November. Dengan posisinya itu, ia bisa mendapatkan akses radio yang lantas berperan besar untuk menyiarkan orasi-orasinya yang membakar semangat rakyat untuk berjuang mempertahankan Indonesia.

Baca Juga: Bagaimana Peran Negara Asean di Bidang Politik Bekerja Sama dalam Membantu Menangkap Tersangka Korupsi?

Terlebih, sejak 12 Oktober 1945 Bung Tomo juga memimpin Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) di Surabaya.

Meskipun pada akhirnya pihak Indonesia kalah dalam pertempuran 10 November 1945, namun rakyat Surabaya dianggap berhasil memukul mundur pasukan Inggris untuk sementara waktu.

Sejarah mencatat bahwa kejadian ini dicatat sebagai salah satu peristiwa terpenting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Bung Tomo adalah salah satu sosok penting dalam perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh dan mempertahankan kemerdekaan.

Bung Tomo memiliki sikap kepahlawanan yang patut untuk dicontoh oleh generasi muda saat ini.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah