Pangeran Diponegoro Berasal Dari Mana? Inilah Bentuk-bentuk Perlawanan Pangeran Diponegoro! Kunci Jawaban

- 16 Februari 2022, 15:40 WIB
Pangeran Diponegoro Berasal Dari Mana? Inilah Bentuk-bentuk Perlawanan Pangeran Diponegoro! Kunci Jawaban Kelas 5 SD
Pangeran Diponegoro Berasal Dari Mana? Inilah Bentuk-bentuk Perlawanan Pangeran Diponegoro! Kunci Jawaban Kelas 5 SD /Dinas Pendidikan

PORTAL PURWOKERTO - Pangeran Diponegoro berasal dari mana? Dan bagaimana bentuk-bentuk perlawanan Pangeran Diponegoro? 

Berikut kunci jawaban asal Pangeran Diponegoro berasal dari mana dan bagaimana bentuk-bentuk perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap penjajah.

Pembahasan kunci jawaban kelas 5 SD MI ini disusun atas kerjasama Portal Purwokerto dengan Dwi Istanti, S.Pd, seorang lulusan Fakultas Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Baca Juga: Alasan Sultan Hasanuddin Melakukan Perlawanan Terhadap VOC! Kunci Jawaban Isian Tabel IPS Kelas 5 SD

Nama Pangeran Diponegoro mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Beliau merupakan salah satu pahlawan nasional yang turut melawan penjajahan Belanda.

Bagaimana perlawanan yang dilakukan Pangeran Diponegoro serta peristiwa Perang Diponegoro sebagai upaya perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo, lahir pada 11 November 1785 di Yogyakarta.

Jadi Pangeran Diponegoro berasal dari Yogyakarta, dan merupakan putra Sri Sultan Hamengku Buwono III.

Baca Juga: Bentuk Bentuk Perlawanan Sultan Hasanuddin dan Hasil Perlawanan Sultan Hasanuddin! Pahlawan Asal Kerajaan Gowa

Sosok Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa karena terjadi di tanah Jawa.

Perang ini merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Perang Diponegoro merupakan bentuk-bentuk perlawanan Pangeran Diponegoro terhadap penjajahan Belanda.

Perang tersebut terjadi karena Pangeran Diponegoro tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.

Baca Juga: RIP Dorce Gamalama! Ini Foto Dorce Gamalama Dulu yang Pernah Bertemu Shah Rukh Khan

Selain itu, sejak tahun 1821 para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824.

Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.

Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

Baca Juga: Bentuk Perlawanan Pattimura dan Bagaimana Hasil Perlawanan Pattimura? Kunci Jawaban Kelas 5 SD

Kekecewaan Pangeran Diponegoro juga semakin memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.

Beliau kemudian bertekad melawan Belanda dan menyatakan sikap perang.

Pada hari Rabu, 20 Juli 1825, pihak istana mengutus dua bupati keraton senior yang memimpin pasukan Jawa-Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo sebelum perang pecah.

Inilah bentuk-bentuk perlawanan Pangeran Diponegoro:

- Membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

- Terjadinya perang Diponegoro atau Perang Jawa, karena terjadi dk tanah Jawa yang berlangsung selama 5 tahun.

- Pangeran Diponegoro menolak campur tangan Belanda dalam kerajaan.

Baca Juga: Tuliskan Hak, Kewajiban, Peristiwa, dan Perubahan Energi Pada Tabel Berikut! Kunci Jawaban Kelas 3 SD

Meskipun kediaman Diponegoro jatuh dan dibakar, pangeran dan sebagian besar pengikutnya berhasil lolos karena lebih mengenal medan di Tegalrejo.

Pangeran Diponegoro beserta keluarga dan pasukannya bergerak ke barat hingga Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, dan meneruskan ke arah selatan hingga keesokan harinya tiba di Goa Selarong yang terletak lima kilometer arah barat dari Kota Bantul.

Pangeran Diponegoro kemudian pindah ke Selarong, sebuah daerah berbukit-bukit yang dijadikan markas besarnya.

Pangeran Diponegoro kemudian menjadikan Goa Selarong, sebuah goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor, Guwosari Pajangan Bantul, sebagai basisnya.

Pangeran menempati goa sebelah barat yang disebut Goa Kakung, yang juga menjadi tempat pertapaannya, sedangkan Raden Ayu Retnaningsih (selir yang paling setia menemani Pangeran setelah dua istrinya wafat) dan pengiringnya menempati Goa Putri di sebelah Timur.

Baca Juga: Karangan Nonfiksi adalah Karangan yang Dibuat Berdasarkan? Kunci Jawaban Kelas 6 SD

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun.

Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”; “Sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.

Sebanyak 15 dari 19 pangeran bergabung dengan Diponegoro. Bahkan Diponegoro juga berhasil memobilisasi para bandit profesional yang sebelumnya ditakuti oleh penduduk pedesaan, meskipun hal ini menjadi kontroversi tersendiri.

Perjuangan Diponegoro dibantu Kyai Mojo yang juga menjadi pemimpin spiritual pemberontakan.

Baca Juga: Berapakah Jumlah Seluruh Siswa? Kunci Jawaban Muatan Pelajaran Matematika Kelas 5 SD

Dalam perang jawa ini Pangeran Diponegoro juga berkoordinasi dengan I.S.K.S. Pakubuwono VI serta Raden Tumenggung Prawirodigdoyo Bupati Gagatan.

Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Diponegoro dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Diponegoro terjepit.

Pada tahun 1829, Kyai Mojo, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Alibasah Sentot Prawirodirjo menyerah kepada Belanda.

Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Diponegoro di Magelang.

Baca Juga: Berapakah Nilai Paling Sedikit Diperoleh Siswa? Kunci Jawaban Muatan Pelajaran Matematika Kelas 5 SD

Di sana, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan.

Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.

Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825 – 1830) telah menelan korban tewas sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa, sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi.

Selain melawan Belanda, perang ini juga merupakan perang (sesama) saudara antara orang-orang keraton yang berpihak pada Diponegoro dan yang anti-Diponegoro (antek Belanda).

Baca Juga: Berapakah Nilai Paling Sedikit Diperoleh Siswa? Kunci Jawaban Muatan Pelajaran Matematika Kelas 5 SD

Akhir perang ini menegaskan penguasaan Belanda atas Pulau Jawa.

Setelah perang Diponegoro, pada tahun 1832 seluruh raja dan bupati di Jawa tunduk menyerah kepada Belanda kecuali bupati Ponorogo Warok Brotodiningrat III.

Ia justru hendak menyerang seluruh kantor belanda yang berada di kota-kota karesidenan Madiun dan di jawa tengah seperti Wonogiri, karanganyar yang banyak dihuni oleh Warok.

Itulah bentuk-bentuk perlawanan Pangeran Diponegoro yang berasal dari Yogyakarta.

Baca Juga: Karangan yang Dibuat Berdasarkan Fakta, Realita, atau Peristiwa yang Benar-benar Terjadi! Kunci Jawaban

Disclaimer: kunci jawaban ini merupakan panduan bagi orang tua. Siswa bisa bereksplorasi dengan jawaban lain. Jawaban di atas hanyalah contoh dan tidak mutlak. Portal Purwokerto tidak bertanggung jawab atas kesalahan jawaban.***

Editor: Maria Nofianti

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah