Pernah juga terjadi, mereka diminta untuk bersimpuh dihadapan ibu dan bapak mereka meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Namun, disisi lain, mereka yang terlibat dalam tawuran tersebut menunjukkan bagaimana kekompakan dalam satu tim untuk saling mendukung atas permasalahan yang dialami sesama anggota.
"Satu sakit yang lain ikut sakit" mungkin menjadi motto mereka untuk mengobarkan semangat meski jalan yang ditempuh adalah tidak dibenarkan.
Faktor kurangnya pendidikan dan pemahaman dalam keluarga pun dapat menjadi salah satu alasan mengapa mereka mudah untuk melakukan tindakan kekerasan dan perkelahian.
Ketidakharmonisan dalam keluarga dapat menjadi pemicu tawuran sering kali terjadi sebab emosi menjadi yang utama.
Simpulan:
Tawuran bukan hanya terjadi karena keinginan namun juga karena faktor lingkungan sekitar yang tidak memberikan pengertian dan pemahaman mengenai kekerasan dan jalan keluar yang baik sehingga mereka lebih mengutamakan emosi.
Disclaimer: contoh kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 halaman 138 dan 139 ini adalah bukan jawaban mutlak. Kunci jawaban ini adalah sebagai pendamping para orang tua.***