Calon Guru Penggerak Belajar Pemikiran Ki Hajar Dewantara

- 20 Oktober 2020, 18:25 WIB
Tangkapan layar sesi daring Modul 1 Calon Guru Penggerak di Cilacap
Tangkapan layar sesi daring Modul 1 Calon Guru Penggerak di Cilacap /dok Guru Penggerak

 

PORTAL PURWOKERTO - Pemikiran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara sangat relevan dengan era merdeka belajar saat ini. Karena siswa diajar sesuai kodrat alam di sekitarnya.

Hal ini disampaikan oleh Ika Ratnani, salah satu peserta Pendidikan Guru Penggerak (PGP) dari SMP Negeri 1 Cilacap, usai mengikuti sesi daring Modul 1 bagi para Calon Guru Penggerak, Senin 19 Oktober 2020. Pemikiran Ki Hajar Dewantara menjadi satu materi wajib yang harus diikuti oleh para calon guru penggerak.

Ika mengatakan jika salah satu prinsip yang bisa diambil dari pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan fokus pembelajaran kepada para siswa.

"Untuk mengoptimalkan potensi siswa nantinya, sebagaimana kondisi pesisir, siswa akan saya ajak seperti belajar berenang di air tenang dahulu, agar mereka nyaman, sebelum mereka saya ajak berenang di laut yang besar ombaknya. Pendidikan yang berpusat pada anak harus memberikan kenyamanan belajar, itu salah satu prinsip yang bisa kita ambil dari pemikiran Ki Hajar Dewantara," katanya seperti rilis yang diterima Portal Purwokerto.

Baca Juga: Cara Agar Dapat Banpres BPUM Lewat Daftar UMKM Online

Baca Juga: Panas Isu Jokowi Bakal Dilengserkan, SBY Sebut Menteri yang Harus Tanggungjawab

Sama halnya dengan Tursini, peserta PGP dari SMP PGRI 1 Cilacap, dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, selain memerdekakan anak, guru juga harus mengarahkan pembiasaan yang baik kepada siswa.

"Sederhananya saja, siswa tiap berangkat dan pulang sekolah kita sambut dengan senyum, sapa, dan salam. Hal seperti itu bisa untuk menanamkan karakter positif siswa tentang arti menghormati, menyayangi dan menghargai orang lain," ujar Tursini.

Gagasan Ki Hajar Dewantara semasa Bangsa Indonesia belum merdeka, masih tetap relevan pada saat ini. Akan tetapi, Indonesia, seolah baru menemukan pemikirannya saat ini. Karena selama ini, kiblat pendidikan Indonesia lebih ke arah barat.

Baca Juga: Deteksi Penularan Covid-19, 27 Pejabat Polres Cilacap di Rapid Test

Baca Juga: Banyumas Mulai Ujicoba Tatap Muka, Moms, Siapkan Barang-Barang Ini
"Selama ini kita hanya paham Tut Wuri Handayani sebagai slogan semata, namun minim implementasi. Rasanya kita harus mencoba literasi sejarah pemikiran Ki Hajar Dewantara kembali secara mendalam," ujar guru SMP Negeri 4 Cilacap Landung Baskoro.

Dikatakan jika dalam gagasan tersebut, sudah ada mengenai kesadaran akan kecerdasan kemajemukan anak.

"Biarkan anak berkembang, sebagaimana bibit jagung di kebun, guru tinggal menjaga, merawat agar jagung itu tumbuh optimal. Guru tidak bisa memaksa jagung itu menjadi padi atau tanaman lainnya. Sesimpel itulah ternyata pendidikan yang memerdekakan," kata Landung.

Baca Juga: Transaksi Saham di Banyumas Raya Rp 683 Miliar, Investor Membludak di Masa Pandemi

Baca Juga: Masjid Seribu Bulan Sabit Karya Ridwan Kamil Bakal Dibangun di Kawasan Bung Karno Purwokerto

Dalam sesi daring Modul 1 diikuti oleh Calon Guru Penggerak di Cilacap. Fasilitator yang merupakan widyaiswara daei LPMP dan P4TK secara maraton memberikan materi kepada peserta.***

Editor: Yumi Karasuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x