Penyebab Tambang Batu Baru Sawahlunto Meledak Hingga Memakan Korban Jiwa Diduga Akibat Ini

- 10 Desember 2022, 08:55 WIB
Polisi mengangkut jenazah korban ledakan tambang batu bara di Sawahlunto Sumatera Barat, Penyebab diduga karena hal ini.*
Polisi mengangkut jenazah korban ledakan tambang batu bara di Sawahlunto Sumatera Barat, Penyebab diduga karena hal ini.* /Antara/Derky Azmadi/ANTARA FOTO

PORTAL PURWOKERTO - Inilah penyebab tambang batu bara di Sawahlunto meledak hingga memakan korban jiwa diduga akibat hal ini.

Pada hari Jumat, 9 Desember 2022 tambang batu bara (legal) pada Izin Usaha Penambangan (IUP) PT NAL Sawahlunto yang ada di Sumatera Barat meledak hingga menimbulkan korban jiwa.

Tambang batu bara yang berada di Sawahlunto ini diketahui telah beroperasi sejak tahun 2006 dan baru kali ini terjadi ledakan.

Dalam tambang batu bara tersebut mempunyai 22 lubang dan lokasi meledak terdapat pada salah satu lubang tambang tersebut.

Baca Juga: Ini Kronologi Tambang Batu Bara di Sawahlunto Sumatera Barat Meledak hingga Memakan Korban Jiwa

Kemudian penyebab, tambang batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat ini meledak ditemukan, menurut Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat Inspektur Jenderal Polisi Suharyono menyatakan gas metana diduga menjadi penyebab terjadinya ledakan di lubang tambang SD C2 (Lori 2) milik PT Nusa Alam Lestari di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat pada Jumat lalu.

Untuk sementara waktu, pihak kepolisian masih menutup area pertambangan yang meledak karena dikhawatirkan akan memakan korban jiwa lagi.

"Laporan yang saya terima sejauh ini memang diduga kuat akibat adanya gas metana yang memicu terjadinya ledakan, namun kita akan turunkan tim khusus dari Polda Sumbar untuk melakukan penyelidikan," kata Kapolda usai meninjau lokasi kejadian dikutip Portal Purwokerto dari ANTARA.

Baca Juga: Nama Teroris Bom Bunuh Diri Bandung, 3 Foto NO SENSOR Ledakan di Polsek Astana Anyar dan Identitas Pelaku

Lebih lanjut, Suharyono mengatakan kalau pihak kepolisian masih akan melakukan pengecekan ulang dan mengkaji standar operasional tambang dalam kedalaman tertentu yang memang terdapat gas metana.

Halaman:

Editor: Hening Prihatini

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x