Network
PORTAL PURWOKERTO - Beberapa saat setelah foto Nagita Slavina menggunakan pakaian khas Papua diunggah, Gigi, sapaan akrabnya, dikritik sebagai Duta Pon XX Papua yang dapat menimbulkan cultural appropriation.
Komika asal Papua, Arie Kriting, menyampaikan pendapatnya melalui akun media sosial pribadinya terkait penunjukkan Nagita Slavina jadi Duta Pon XX Papua dan cultural appropriation atau apropriasi budaya.
Baca Juga: Baby Shower Nagita Slavina, Umumkan Jenis Kelamin Calon Adik Rafathar dari Hasil NIPT
Apa itu cultural appropriation? Berdasarkan Kamus Cambridge Dictionary Online, cultural appropriation adalah "the act of taking or using things from a culture that is not your own, especially without showing that you understand or respect this culture.
Atau dalam Bahasa Indonesia, cultural appropriation adalah apropriasi budaya yang diartikan sebagai aksi menggunakan barang atau hal-hal yang berasal dari sebuah budaya suatu daerah dimana si pelaku aksi bukan berasal dari daerah tersebut terlebih lagi si pelaku aksi tidak menunjukkan pemahaman atau penghormatan terhadap budaya tersebut.
Baca Juga: Harga Bando Nagita Slavina Bisa Buat Beli Motor, Netizen Dibikin Tak Habis Pikir
Dalam hal ini, Nagita Slavina yang bukan merupakan warga asli Papua ditunjuk sebagai Duta Pon XX Papua.
Menurut Arie Kriting yang ditulisnya dalam akun media sosialnya, untuk menghindari cultural appropriation tersebut bisa meminta selebritis asal Papua untuk mendampingi pesepak bola Boaz Sambosa sebagai Duta Pon Papua tahun ini.
Baca Juga: Setelah Umumkan Nagita Slavina Positif Hamil, Raffi Ahmad Posting Hasil USG, Netizen: Selamat!
Meski demikian, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai bergulirnya polemik cultural appropriation yang dikaitkan dengan Nagita Slavina menjadi Duta Pon XX Papua.***
