PERLU TAHU! Volume Sampah Kabupaten Cilacap 950 Ton Per Hari, Ada Yang Diolah Jadi Bahan Bakar Alternatif

28 Juni 2024, 13:58 WIB
PERLU TAHU! Volume Sampah Kabupaten Cilacap 950 Ton Per Hari, Ada Yang Diolah Jadi Bahan Bakar Alternatif /Instagram @novearario/

PORTAL PURWOKERTO - Volume sampah di Kabupaten Cilacap dalam sehari mencapai 950 ton. Lalu bagaimana cara penanganannya?

 

Tingginya volume sampah di Kabupaten Cilacap sebanding dengan jumlah penduduk yang saat ini sebanyak 1.988.622 jiwa dengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,28 persen.

 

Populasi penduduk inilah yang menghasilkan sampah cukup besar baik untuk organik maupun sampah anorganik dengan komposisi sebagai berikut:

 

Sampah organik yang paling besar di Cilacap dan dalam sehari bisa dihasilkan sebanyak 636,03 ton. Sedangkan untuk sampah anorganik sebanyak 318,97 ton.

 

Penanganan sampah di Kabupaten Cilacap dilakukan dengan cara dibuang ke 3 TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dan sejumlah TPS (Tempat Pembuangan Sementara).

 

Untuk 3 unit TPA masing-masing ada di wilayah kota, barat bagian selatan dan wilayah Majenang.

Baca Juga: Download Aplikasi 'Dolan Teluk Penyu', Permudah Warga Cilacap Urus Dokumen Kependudukan

TPA untuk menampung sampah dari eks Distrik Majenang adalah TPA Malabar yang memiliki luasan 1,6 hektar.

 

Berikutnya TPA Kunci untuk menampung sampah dari wilayah eks Distrik Sidareja di Cilacap barat bagian Selatan dengan luasan 1,4 hektar.

 

Dan untuk wilayah kota sekitarnya ada TPA Tritih Lor yang memiliki luas lahan mencapai 6,3 hektar.

 

Di TPA Tritih Lor inilah yang saat ini sering mencuri perhatian publik karena dilengkapi dengan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) atau tempat pengolahan sampah terpadu.

 

RDF itu sendiri memanfaatkan lahan seluas 3 hektar yang sudah beroperasi sejak tahun 2019.

 

Teknologi RDF ini mampu mengolah sampah 150 ton per hari dengan menghasilkan produk bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil alias batubara.

 

Meski sudah ada RDF, namun tingginya volume sampah Cilacap ini belum semua teratasi.

 

Itu karena kapasitas TPA dan RDF yang masih belum sebanding dengan volume sampah harian.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Tags

Terkini

Terpopuler