PORTAL PURWOKERTO - Bioskop Rajawali Purwokerto merupakan salah satu bioskop tertua di kota Satria yang berdiri sejak tahun 1980an.
Pada tahun tersebut, kota Purwokerto memiliki enam buah bioskop yaitu Nusantara, Srimaya, Kamandaka, Presiden, Dynasti dan Rajawali.
Kala itu, lukisan poster film menjadi salah satu media untuk mengumumkan film yang sedang tayang dan bakal tayang. Lukisan dipajang di depan gedung dan mobil bioskop yang mengumumkan jadwal film.
Gugurnya bioskop terjadi di tahun 1990an, kala banyak orang berbondong-bondong menonton film lewat VCD dan DVD.
Perlahan, lima bioskop hilang ditelan zaman dan menjelma jadi ruko atau gedung lainnya, hanya bioskop Rajawali Purwokerto yang masih bertahan.
Hal ini terekam jelas dalam ingatan Imam S, warga Purwokerto kulon. Menurut Imam, bioskop mengalami penurunan penonton sejak era digital datang. Film bisa dengan mudah dinikmati lewat VCD atau DVD.
"Kamandaka dan Presiden itu satu lokasi, sekarang sudah jadi MORO. Srimaya jadi showroom Suzuki, Garuda sekarang jadi Rita, sedangkan Nusantara sudah menjadi komplek ruko pertokoan di Jalan Jenderal Sudirman depan Aroma," ujarnya.
Bioskop Dynasti waktu itu merupakan bagian dari hotel Dynasti yang belum lama ini telah berganti nama menjadi hotel Java Heritage.