Kisah Inspiratif Nacha dan Anak Kebutuhan Khusus yang Dipotret dalam Gotong Royong Bangun Sekolah Inklusi

- 28 Februari 2024, 08:12 WIB
Buku Gotong Royong Bnagun Sekolah Inklusi, memotret kehidupan anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan di TK, SD, SMP Maria Imaculata dan SMA Yos Sudarso Cilacap.*
Buku Gotong Royong Bnagun Sekolah Inklusi, memotret kehidupan anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan di TK, SD, SMP Maria Imaculata dan SMA Yos Sudarso Cilacap.* /Renny T Hamzah/Portal Purwokerto

  PORTAL PURWOKERTO - Satu kelas dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak membuat Girty Shima Sasmitha (17), siswi kelas XII SMA Yos Sudarso Cilacap merasa tidak nyaman dalam belajar. 

Adalah Nacha Nagazah Putra (17) teman sekelasnya yang merupakan ABK penyandang tunarungu. Bahkan mereka berlatih Taekwondo dan berhasil meraih sabuk hitam.

Girty mengatakan jika tidak ada anak-anak di kelas maupun di sekolahnya yang membully Nacha dan ABK lainnya. Karena sudah diajarkan oleh para guru untuk saling menghargai dan menghormati.

"Ngga ada, cuman kesulitannya komunikasi, ngejelasinnya itu susah, terus kalau mau presentasi kelompok ngejelasinnya pun susah, paling Nacha ikut urunan," katanya. 

Baca Juga: Link Nonton BTS Monuments: Beyond The Star, Kisah Darah, Keringat dan Air Mata 10 Tahun Perjalanan BTS

Meskipun begitu, Nacha juga pengertian pada sahabatnya tersebut. Dicontohkan dia sering memberikan kunci jawaban tugas.

"Kalau saya belum nggarap tugas, itu Nacha ngasih jawaban ke aku, dia itu peka," ujarnya.

SMA Yos Sudarso merupakan satu sekolah dari Yayasan Sosial Bina Sejahtera (YSBS) yang menerapkan sekolah Inklusi, termauk juga pada jenjang TK, SD dan SMP Maria Imaculata Cilacap.

Nacha, menurut sang ibu, Saunah (43), diketahui tidak bisa mendengar saat duduk dibangku TK besar. Kala itu jika Nacha dipanggil oleh guru, tidak mendengar.

Sehingga anak bungsu dari dua bersaudara ini disarankan untuk melakukam periksaan untuk mengetahui penyebabnya. Orang tua Nacha pun akhirnya membawa ke Yogyakarta, dan hasilnya divonis hampir 100 persen tidak bisa dengar.

"Awalnya mendengar itu biasa saja. Namun baru terasa saat akan masuk sekolah SD, saya muter-muter ke sana kemari tidak ada yang mau menerima, lalu ke sekolah luar biasa, saya survei, saya nangis," ujarnya. 

Baca Juga: Cuma Rp 15 Ribu, Naik Damri Bisa Piknik ke 4 Wisata di Cilacap Satu-Satunya di Jateng

Saunah mengaku menangis karena melihat anak-anak yang memiliki banyak kekurangan dibandingkan Nacha. Karena itu, bersama suami memutuskan tidak menyekolahkan anaknya di SLB.

"Saya langsung down, Anak saya begini, banyak lagi (yang kekurangan) saya itu tidak tega, saya pulang masih nangis, ngomong ke suami, kalau tidak tega menyekolahkan Nacha di sana, dan saat itu ada informasi jika SD Maria Imaculata dan alhamdulillah menerima," jelasnya.

Nacha mendapatkan pendidikan yang sama dengan siswa lainnya, di SD, SMP Maria Imaculata dan hingga kini di SMA Yos Sudarso.

Di sekolah-sekolah ini, Nacha dan anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak hanya mendapat dukungan dari para guru, tetapi juga siswa reguler lainnya bahkan para orang tua siswa.

Kisah Nacha dan juga kisah-kisah anak kebutuhan khusus lainnya yang berada di sekolah inklusi Maria Imaculata dipotret secara apik di buku Gotong Royong Bangun Sekolah Inklusi; Kisah Inspiratif Tumbuh Bersama ABK/Anak Berkebutuhan Khusus karya Sutriyono Robert.

Sepenggal kisah Nacha ini juga dipaparkan pada Talkshow dan launching Buku Gotong Royong Bangun Sekolah Inklusi; Kisah Inspiratif Tumbuh Bersama Anak Berkebutuhan Khusus, yang digelar di Aula Yuniorat, Jalan Kendeng, kompleks TK - SD Maria Immaculata, Cilacap, dengan moderator Andy F Noya, pada Selasa, 27 Februari 2024.

Baca Juga: Kisah VAIA Gabungkan Kenyamanan dan Keindahan Lewat Sepasang Sepatu di Shopee 3.3 Grand Fashion Sale

Buku Gotong Royong Bangun Sekolah Inklusi

Sutriyono Robert mengatakan kika buku ini ditulis sesuai permintaan Romo Carolus Burrow OMI, untuk menggambarkan kegotongroyongan sekolah inklusi di YSBS. Mulai dari TK, SD, SMP Maria Imaculata dan SMA Yos Sudarso.

Alumni S1 Fakultas Peternakan Unsoed angkatan 1990 ini mengatakan jika dia harus mendengarkan cerita dari puluhan narasumber dari TK, SD, dan SMP Maria Immaculata, Cilacap.

Meskipun saat ini, pencarian data dilaksanakan secara zoom meeting, karena masih pada masa pandemi di tahun 2021.

"Buku ini memuat cerita anak kebutuhan khusus, sahabat anak dari anak berkebutuhan khusus, lalu bagaimana guru berjuang dimana pada awal kesulitan, tetapi hingga akhirnya "oke" ini menjadi satu pelayanan dari sekolah," ujarnya.

"Lalu juga orang tua, pada kenyataannya tidak semua orang tua yang menyekolahkan di sini awalnya welcome dengan anak bekebutuhan kusus, tapi pelan-pelan mereka menerima," ujarnya.

Dengan adanya buku ini, dia brharap gagasan sekolah inklusi akan didorong lebih kuat ke masyarakat. Sehingga akan banyak lagi sekolah yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus sebagaimana anak-anak yang lain.

Pelajar Anak Berkebutuhan Khusus di Cilacap

SD Maria Immaculata menerima siswa ABK mulai dari sekitar tahun 1998/1999. Keberanian sekolah ini dikarenakan adanya kebijakan dari Direktur YSBS, yayasan yang menaungi perguruan Immaculata, Romo Carolus Burrows OMI.

Baca Juga: Lirik Lagu Love Wins All - IU dan Artinya: MV Kisah Cinta Dramatis Lee Ji Eun dengan V BTS

"Beliau ini adalah guru kasih, yang mengasihi dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. Di sini anak-anak khusus dengan anak reguler berkembang bersama, dan mendapat dukungan dari orang tua," Kepala SD Maria Imaculata Veronika Tri D 

Saat ini ada sebanyak 239 siswa di SD Maria Imaculata dengan 53 siswa ABK, dimana 3 orang diantaranya kini masuk menjadi siswa reguler.

Kabid Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Kamto mengatakan jika sudah sejak tahun 2020 konsen terhadap sekolah inklusi. Dengan membuta Perda Nomor 1 tahun 2020 tentang Perlindungan Disabilitas, serta Perbup 115 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Sekolah Inklusi di Kabupaten Cilacap. 

"Piloting untuk sekolah inklusi ada di 97 sekolah, yang bekerja sama dengan Wahana Inklusi Indonesia. Saat ini di Cilacap sudah ada dua sekolah yang menampung, selain di Maria Imaculata juga SD Al Irsyad," ujarnya.***

 

Editor: Yumi Karasuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah