Network
PORTAL PURWOKERTO - Jika secara nasional hari raya Idul Adha sudah dirayakan pada Senin 17 Juni 2024, maka berbeda dengan Islam Aboge.
Di wilayah Kabupaten Cilacap dan Banyumas, umat Islam Aboge baru akan merayakan Idul Adha pada Rabu 19 Juni 2024.
Perayaan Idul Adha ini sama persis dengan ditandai takbir pada Rabu malam dan sholat Idul Adha pagi harinya yang dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban.
Di wilayah Cilacap, sebaran Islam Aboge terpantau antara lain ada di beberapa daerah Kecamatan Cilacap Tengah, Menganti Kesugihan, Kawunganten dan beberapa titik lainnya.
Baca Juga: Bikin Paspor Lewat Online Pakai M-Paspor, Mudah dan Cepat Pakai Langkah INI
Sedangkan di Kabupaten Banyumas, sebaran umat Aboge antara lain ada di daerah Wangon, Jatilawang, Pekuncen Ajibarang, Karanglewas dan Rawalo.
Dari sejumlah sumber dirangkum, Islam Aboge itu sendiri sebenarnya bukan sebuah aliran seperti yang kerap diasumsikan oleh masyarakat.
Itu karena seperti penganut Islam pada umumnya, umat Aboge juga menjalankan syariat Islam, dari sholat 5 waktu, puasa Ramadan dan Idul Adha dan lainnya.
Diantara yang membedakan adalah, dalam setiap perayaan hari besar keagamaan ini biasanya akan diselipkan dengan praktik ritual Islam dengan sumber tradisi lokal.
Aboge sendiri merupakan akronim dari Alip Rebo Wage yang dalam perhitungan kalender Jawa menggunakan sistem 8 tahun atau satu windu.
Meski demikian penghitungan kalender Aboge untuk menentukan hari raya seperti Idul Fitri dan Idul Adha, namun dalam beberapa momen hari raya jatuhnya bersamaan secara nasional.
Baca Juga: Suami MayangSari dan Keluarga Soeharto Idul Adha Kurban1 Ekor Sapi di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto
Sumber lain menyebut, umat Islam Aboge ini menganut ajaran yang diberikan oleh Raden Rasid Sayid Kuning.
Hasil pantauan, kendati berbeda waktu perayaan, tetapi hari raya umat Abode di Cilacap dan Banyumas selalu penuh dengan keramaian.
Seperti di wilayah Kelurahan Kutawaru Kecamatan Cilacap Tengah yang sebagian penduduknya masih menganut Aboge terutama generasi tua.
Ini juga mengindikasikan, ajaran Islam Aboge masih tetap lestari, dan tak redup meski tergerus modernisasi dan generasi penganutnya makin tergerus.***
