Apa Arti Dzikir Diri Menurut Cak Nun? Simak Penjelasannya

5 April 2022, 05:36 WIB
Cak NunDzikir Diri Menurut Cak Nun! Kajian Bulan Ramadhan 2022 /tangkapan layar YouTube CakNun.com

PORTAL PURWOKERTO - Simak dzikir diri menurut Emha Ainun Nadjib atau lebih populer dengan sebutan Cak Nun atau Mbah Nun, tokoh intelektual Muslim Indonesia.

Dzikir diri menurut Cak Nun adalah diri sejati atau diri secara artificial, atau diri dari Allah sendiri.

Untuk itu sebagai ciptaan Allah maka sejatinya bertanggung jawab dan berperilaku, berkata, dan melakukan apapun hanya dengan pedoman Allah.

Baca Juga: Link Video Megawati dan Minyak Goreng Beredar di Medsos, Netizen Sindir Balik Lewat Ceramah Cak Nun

Hal ini disampaikan oleh Cak Nun pada Talkshow yang dikutip Portal Purwokerto dari kanal YouTube CakNun.com diunggah pada tanggal 28 Maret 2022.

Cak Nun menjawab pertanyaan dari seseorang bernama Ratna dari Yogyakarta, bahwa dia memimpi mendapat teguran dari seseorang untuk mengingatkan akan dzikir diri.

"Sebenarnya setiap pengetahuan, pemahaman ilmu atau pertanyaan itu tinggal pilih mau jawaban yang jerone sepiro (dalamnya seberapa), tingginya seberapa, dan luasnya seberapa," kata Cak Nun mengawali.

"Ini bisa dijawab dengan dua macam, dengan cara pragmatis sederhana atau dengan cara mendalam, kalau mendalam berarti tinggi, berarti luas," ujarnya.

Baca Juga: Dzikir dan Doa Setelah Shalat Fardhu yang Singkat Beserta Artinya

Menurutnya, dzikir diri itu artinya kalau secara ilmu keluasan, kedalaman, dan ketinggian. Ada dua pengertian, diri sejati dan diri secara artificial, atau diri yang dibikin oleh Allah. Tetapi diri sejati adalah diri dari Allah sendiri.

"Jadi kalau kita merupakan ciptaan Allah, kita ini adalah pengejawantahan dari iradat Allah, Amrullah, Akhlak Allah, Rasulullah, dan seterusnya. Karena diri anda adalah diri ciptaan Allah, maka mindset anda adalah diri sejatinya Allah yang bertanggung jawab dan berperilaku, berkata, dan melakukan apapun hanya dengan pedoman Allah ini sukar sekali," katanya 

Gampangnya, menurut Cak Nun, manusia sebagai representasi dari Allah harus bisa mewakili Allah dengan tanggung jawab Allah dan mewakili diri sendiri.

"Apabila kamu mendapat apa-apa, mendapat tantangan, mendapat ancaman, mendapat celaka, Allah akan melindungi kamu, karena Allah mewakili perilakumu juga, Allah mewakili nasibmu juga," tambahnya.

"Allah sama kita itu sama-sama wali, kita menjadi wali bagi Allah dan Allah pun menjadi wali bagi kita. Kita wakil Allah dan Allah juga wakil kita. Jadi ada kemesraan yang luar biasa," lanjutnya.

Baca Juga: Baca Dzikir Ini 10 Kali Setelah Sholat Subuh, Ustadz Abdul Somad: Maka Akan Dijaga Allah Sampai Sore

 

Cak Nun mengatakan supaya dzikir diri itu bisa berlangsung, maka jangan terlalu memperluas diri ke wilayah-wilayah yang tidak bisa menjangkaunya secara akal pikiran atau secara kerohanian.

"Gampangnya kamu mewakili Allah membangun dunia, membangun kehidupan, kamu selalu menganjurkan kebaikan dan memberi contoh kebaikan kemudian mendukung setiap kekuasaan yang menegakan kebaikan atau kebenaran," ujarnya.

"Kemudian harus menghalangi segala yang munkar atau keburukan, yang negatif, yang destruktif. Itu adalah pekerjaan sosial yang biasa, tetapi harus tetap fokus pada diri sendiri," tambahnya.

"Maka dzikirkan dirimu, dzikirkanlah dirimu, dirimu yang ini bukan dirimu yang besar, karena yang besar adalah Allah," tutup Cak Nun.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: YouTube CakNun.com

Tags

Terkini

Terpopuler