Niat Puasa Ramadhan, Romadhana atau Romadhani yang benar? Simak Penjelasan Lengkapnya

7 April 2022, 17:59 WIB
Ilustrasi kurma dan Al Quran. Niat Puasa Ramadhan, Romadhana atau Romadhani yang benar? Simak Penjelasan Lengkapnya.* /Pexels/Khats Cassim

PORTAL PURWOKERTO – Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib yang termasuk dalam rukun Islam nomor 3.

Niat merupakan hal yang wajib dilakukan saat menjalankan ibadah tersebut. Niat berarti I’tikad yakin akan melakukan suatu perbuatan.

Niat puasa adalah rukun puasa yang haru dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa, sebab hal ini akan menjadi pertimbangan sah atau tidak sah nya puasa seseorang.

Imam Syafi'i sendiri berpendapat bahwa makan sahur tidak dengan sendirinya dapat menggantikan kedudukan niat, kecuali apabila terbersit (khathara) dalam hatinya maksud untuk berpuasa. (al-Fiqh al-Islami, III, 1670-1678).

Baca Juga: Niat Sholat Witir 3 Rakaat, Serta Tata Cara Sholat di Rumah dan Doa yang Dianjurkan

Meskipun niat adalah urusan hati, namun dengan melantangkan saat membacanya akan memberikan keyakinan lebih baik menjalankan ibadah puasa.

Melafalkan niat, memberi keyakinan lebih baik sebab terekspresi dengan wujud yang lebih jelas.

Membaca niat puasa seringkali terdapat perbedaan pada kata رمضان, beberapa ada yang membaca ramadhana dan yang lainnya membacanya ramadhani. Manakah yang benar?

Berikut adalah niat puasa yang biasa digunakan:

Baca Juga: Pengertian Shalat Sunnah Fajar Berikut Niat, Tata Cara Dan Keutamaannya

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi syahri ramadhana hadzihissanati fardha lillahi ta’ala

Menurut kaidah ilmu nahwu, redaksi tersebut keliru. Jika menggunakan kata ramadlâna (dengan harakat fathah), maka untuk kata selanjutnya adalah hâdzihis sanata (sebagai dharaf zaman/keterangan waktu), bukan hâdzihis sanati.

Ramadlâna dibaca fathah sebagai ‘alamat jar karena termasuk isim ghairu munsharif yang ditandai dengan tambahan alif dan nun sebagai illatnya.

Artinya, boleh membaca ramadlâna dengan syarat kalimat selanjutnya hâdzihis sanata.

Baca Juga: Cara Sholat Tarawih Sendiri 8 Rakaat Lengkap Bacaan Niat Tulisan Latin

Yang paling lazim adalah membacanya dengan harakat kasrah, ramadlâni, yakni dengan meng-idhafah-kan (menggabungkan) dengan kata sesudahnya.

Jika ramadlâni diposisikan sebagai mudhaf (di samping sekaligus jadi mudhaf ilaih-nya "syahri") maka hadzihis sanati mesti berposisi sebagai mudhaf ilaih dan harus dibaca kasrah.

Niat dengan menggunakan versi ini yang lebih dianjurkan. Sehingga bacaannya adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi syahri ramadhani fardha lillahi ta'ala hadzihissanati fardla lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala.

Baca Juga: Cara Sholat Tarawih Sendiri 8 Rakaat Lengkap Bacaan Niat Tulisan Latin

Kekeliruan ini tidak mempengaruhi sah nya puasa, yang terpenting adalah niat dalam hati akan menunaikan puasa.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa niat berhubungan dengan keyakinan hati sehingga pengucapan lisan merupakan elemen pendukung dalam niat tersebut.

Perbedaan ini terjadi karena adanya rasa janggal di mata ahli gramatikal arab.

Sekian informasi mengenai pelafalan niat puasa, semoga berkenan.***

Editor: Hening Prihatini

Tags

Terkini

Terpopuler