Rabu Wekasan Artinya, Rabu Wekasan 2003 Jatuh Pada Tanggal, Upacara Ritual Rebo Wekasan Ditindakake Supaya

18 Juli 2023, 16:11 WIB
Rabu Wekasan Artinya, Rabu Wekasan 2003 Jatuh Pada Tanggal //freepik.com/starline

PORTAL PURWOKERTO - Rabu wekasan sendiri artinya adalah hari Rabu terakhir dibulan Safar Safar pada Kalender Jawa yang masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat pesisir di Jawa dan sebagian Sumatera.

Rebo Wekasan artinya adalah adalah "Rabu yang terakhir" atau "hari Rabu paling pamungkas" pada bulan Safar.

Bulan Safar sendiri merupakan bulan kedua dalam penanggalan Hijriyah. kata "syafar" yang serupa dengan kata "sapar" menjadi salah satu nama bulan kedua dalam kalender Jawa yang terdiri dari 12 bulan dikutip dari laman Pemprov DI Yogyakarta.
.
Tahun ini 2023 peringatan Rabu Wekasan jatuh pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2023.

Tradisi Rebo Wekasan dipercaya telah muncul di Indonesia sejak abad ke-17, terutama di wilayah Sumatera dan Jawa. Di wilayah pesisir Jawa dan Sumatera tradisi ini masih lestari

Ada pendapat juga bahwa tradisi ini bermula pada masa Wali Songo, di mana banyak ulama yang percaya bahwa Allah SWT menurunkan berbagai penyakit selama bulan Safar.

Baca Juga: Rabu Wekasan 2023 Jatuh pada Tanggal Berapa? Apa Saja Amalan dan Ritual Buang Sial Rebo Wekasan?

Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, Bulan Safar atau Rabu Wekasan atau Suro sering dihubungkan dengan mitos bulan yang sial dan banyak bencana.

Oleh karena pada Rabu Wekasan dilakukan berbagai ritual khusus, seperti puasa berdoa hingga ritual dalam bentuk upacara bervariasi tergantung setiap daerah tergantung pada kepercayaan dan tradisi masyarakat setempat.

Seperti di pesisir selatan Cilacap dan Kebumen, Ribuan nelayan pada Rabu wekasan bulan soru lebih banyak di rumah tidak bepergian, berdiam diri dirumah dengan berdoa, atau melakukan upacara ritual berupa larung sesaji gunungan pawai obor hingga berbagi kebahagian dengan memberikan santunan kepada masyarakat miskin atau yatim piatu.

Upacara Rabu Wekasan atau Rebo Pungkasan diadakan biasanya terjadi pada Selasa malam atau malam Rebo sebelumnya. Dahulu, upacara ini diadakan di depan masjid, dan seminggu sebelum puncak acara, keramaian seperti pasar malam sudah dimulai.

Baca Juga: Film INANG Kapan Tayang, Mengangkat Legenda Lokal Tentang Rebo Wekasan

Dipilihnya hari Rabu sebagai hari pelaksanaan upacara ini dikaitkan dengan pertemuan antara Sri Sultan HB I dengan mBah Kyai Faqih Usman pada hari Rabu terakhir dalam bulan Safar.

Berdasarkan hari tersebut, masyarakat kemudian menamainya Upacara Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan. Dikutip dari laman Pemprov Jogja.

Dipilihnya hari Rabu sebagai hari pelaksanaan upacara ini dikaitkan dengan pertemuan antara Sri Sultan HB I dengan mBah Kyai Faqih Usman pada hari
Rabu terakhir dalam bulan Safar. Berdasarkan hari tersebut, masyarakat kemudian menamainya Upacara Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan.

Upacara Rebo Wekasan memiliki kaitan dengan Keraton Mataram yang pernah berada di Plered. Dalam buku Dewanto, disebutkan bahwa upacara adat ini telah dilakukan sejak tahun 1600. Pada masa pemerintahan Sultan Agung,
Keraton Mataram terkena wabah penyakit atau pagebluk. Melihat penderitaan rakyatnya, Sultan Agung merasa prihatin dan melakukan semedi di sebuah masjid di desa Kerta.

Baca Juga: Weton Kamis Seusai Rebo Wekasan di Kalender Jawa Hari Ini 22 September 2022, Neptu dan Wuku di Tanggalan Jawa

Sultan Agung menerima wangsit atau ilham bahwa wabah penyakit tersebut bisa hilang dengan syarat memiliki tolak bala. Berdasarkan wangsit tersebut, Sultan Agung memanggil Kyai Sidik yang tinggal di Desa Wonokromo untuk membuat tolak bala berupa rajah.

Rajah tersebut selesai ditulis, rajah tersebut dibungkus dengan kain mori putih. Selanjutnya, rajah tersebut diserahkan kepada Sultan Agung dengan permohonan agar dimasukkan ke dalam air. Air tersebut kemudian diminumkan kepada orang yang sakit.

Karena banyak permintaan air rajah.
Sultan rajah di Sultan Agung memerintahkan kepada Kyai Sidik agar air ajimat yang masih tersisa dalam bokor kencana dituangkan ke sungai Opak dan Gajah Wong, dengan harapan bahwa siapapun yang membutuhkan cukup mandi di tempat tersebut.

Berita ini cepat menyebar dan akhirnya banyak masyarakat yang mandi atau mencuci wajah mereka di sungai-sungai tersebut, dengan harapan semua masalah mereka dapat teratasi. Itulah makna arti dari peristiwa Rabu Wekasan. ***

Editor: Eviyanti

Sumber: Berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler