Baca Juga: Pengertian Shalat Sunnah Fajar Berikut Niat, Tata Cara Dan Keutamaannya
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa i fardhi syahri ramadhana hadzihissanati fardha lillahi ta’ala
Menurut kaidah ilmu nahwu, redaksi tersebut keliru. Jika menggunakan kata ramadlâna (dengan harakat fathah), maka untuk kata selanjutnya adalah hâdzihis sanata (sebagai dharaf zaman/keterangan waktu), bukan hâdzihis sanati.
Ramadlâna dibaca fathah sebagai ‘alamat jar karena termasuk isim ghairu munsharif yang ditandai dengan tambahan alif dan nun sebagai illatnya.
Artinya, boleh membaca ramadlâna dengan syarat kalimat selanjutnya hâdzihis sanata.
Baca Juga: Cara Sholat Tarawih Sendiri 8 Rakaat Lengkap Bacaan Niat Tulisan Latin
Yang paling lazim adalah membacanya dengan harakat kasrah, ramadlâni, yakni dengan meng-idhafah-kan (menggabungkan) dengan kata sesudahnya.
Jika ramadlâni diposisikan sebagai mudhaf (di samping sekaligus jadi mudhaf ilaih-nya "syahri") maka hadzihis sanati mesti berposisi sebagai mudhaf ilaih dan harus dibaca kasrah.
Niat dengan menggunakan versi ini yang lebih dianjurkan. Sehingga bacaannya adalah: