Ketahuilah bahwa semua orang bisa menjadi korban dan pelaku catcalling. Pelaku catcalling memang kebanyakan laki-laki. Namun tak menutup kemungkinan ini dilakukan oleh perempuan.
Meski asal usul yang tepat dari catcalling masih agak ambigu, tetapi ada beberapa teori tentang dimana praktik catcalling ini mulai mendapatkan daya tarik dan bagaimana istilah itu sendiri muncul.
Dilansir Portal Purwokerto dari laman Regain, sebagian besar mengaitkan popularitas catcalling dengan karya Tex Avery, seorang pria yang dikenal dengan kartun inovatifnya.
Asal usul catcalling yang paling menonjol di media dan, akibatnya, dalam budaya Amerika adalah karya yang dibuat oleh Avery, di mana seekor serigala dengan tegas bersiul dan meneteskan air liur saat melihat seorang wanita.
Ketika kartun ini semakin populer, munculnya catcalling terus mendapatkan daya tarik. Laki-laki muda dan orang dewasa sama-sama mulai mengadopsi praktik ini.
Bagi sebagian orang, catcalling dipandang sebagai pengalihan yang tidak bersalah dan ekspresi ketertarikan.
Sementara bagi yang lain, catcalling memiliki konsekuensi yang jauh lebih mengerikan, seperti yang terjadi pada Emmett Till, yang dihukum mati karena praktik tersebut pada usia 14 tahun.