Mitos Malam 1 Suro 2022 Ruwatan Suro Massal, Laku Bisu Pendakian Gunung Slamet hingga Tradisi Jawa

- 22 Juli 2022, 16:35 WIB
Mitos Malam 1 Suro 2022 Ruwatan Suro Massal, Laku Bisu Pendakian Gunung Slamet hingga Tradisi Jawa
Mitos Malam 1 Suro 2022 Ruwatan Suro Massal, Laku Bisu Pendakian Gunung Slamet hingga Tradisi Jawa /Unsplash/Alexandre lalleman/

PORTAL PURWOKERTO – Artikel ini membahas mitos malam 1 Suro. Ruwatan Suro massal, laku bisu pendakian Gunung Slamet hingga tradisi Jawa lain yang dilakukan di bulan sakral ini.

Kebudayaan Jawa mengenal malam 1 Suro yang dikenal sebagai malam sakral. Berbagai kegiatan mulai dari ruwatan, laku bisu pendakian Gunung Slamet.

Benarkah ruwatan Suro massal bakal digelar di Banyumas?

Peringatan malam 1 Suro bertepatan dengan datangnya bulan Muharram dalam kalender Islam.

Baca Juga: Ruwatan Suro Massal dan Wayang di Sidabowa EXPO 2022 Banyumas! Tradisi Malam 1 Suro di Berbagai Kota di Jawa

Istilah Suro berasal dari bahasa Arab yakni ‘asyura yang berarti kesepuluh. Maksudnya tanggal 10 bulan Suro, seperti yang dilansir dari laman UIN Malang pada Jumat, 22 Juli 2022.

 

Apabila dalam budaya Jawa, bulan Suro dikenal sebagai bulan sakral namun dalam Islam, bulan Muharram penuh dengan kemuliaan dan diistimewakan.

 

Alasan bulan Muharram menjadi mulia dan diistimewakan karena banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam.

 

Mulai dari Nabi Adam as. yang diterima taubatnya ketika masih berada di surga. Ada juga Nabi Isa yang memperoleh anugerah kitab Taurat ketika berada di bukit Tursina (Sinai).

 

Nabi Nuh terlindungi dari bahaya banjir bersama umatnya yang patuh. Nabi Ibrahim terhindar dari bahaya api dan fitnah raja Namrud.

Baca Juga: Sinopsis Film Malam Satu Suro, Kisah Sedih Suketi Beda Alam dengan Keluarga, Terinspirasi dari Koboi Django

Nabi Muhammad SAW memperoleh Al-Quran sebagai pegangan hidup sepanjang masa bagi umatnya serta peristiwa penting lainnya.

 

Bulan Suro 2022 jatuuh pada hari Sabtu Pahing di bulan Juli tepatnya tanggal 30 Juli 2022.

 

Sebagai malam yang dikeramatkan oleh masyarakat Jawa, berbagai mitos mengiringi malam 1 Suro.

 

Salah satunya adalah beberapa orang menjadi mangsa Batara Kala. Batara Kala dari agama Hindu dipercaya mencari mangsa di malam ini.

 

Ada beberapa orang dengan kondisi tertentu menjadi mangsa yang dicari oleh Batara Kala di malam 1 Suro.

 

Batara Kala dikatakan mengincar orang dengan kondisi berikut putra/putri tunggal (ontang-anting), sepasang putra putri (kedono-kedini) dan sendang kapit pancuran (satu putra diapit dua putri).

Baca Juga: Apa Doa Malam 1 Suro? Lengkap Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah 1 Muharram

Nah, orang dengan kondisi tersebut untuk dapat terbebas dari Batara Kala harus dibersihkan atau melalui proses ruwatan.

 

Prosesi ruwatan ini juga akan digelar di Kabupaten Banyumas, bahkan dalam skala massal atau diikuti oleh banyak orang.

 

Kegiatan ruwatan Suro massal di Kabupaten Banyumas ini merupakan rangkaian acara Sidbowa EXPO 2022 yang diselenggarakan pada 21 sampai 30 Juli 2022.

 

Selain prosesi ruwatan di bulan Suro ini, ada beberapa kegiatan yang dilakukan untuk memperingati malam sakral ini. Salah satunya pendakian gunung.

 

Dilansir Portal Purwokerto dari Antaranews pada Jumat, 22 Juli 2022, momentum malam 1 Suro di Gunung Lawu banyak dipenuhi oleh pendaki.

Baca Juga: Malam 1 Suro 2022 Kapan? Peristiwa Penting Umat Islam dan 12 Amalan Sunnah Bulan Muharram

Pada tahun 2019, bahkan tercatat 2.500 orang mendaki Gunung Lawu dengan beragam tujuan.

 

Ada yang ingin liburan dengan mendaki gunung. Namun ada juga yang berencana melakukan ritual Suroan di puncak Gunung Lawu.

 

Selain Gunung Lawu, di Gunung Slamet juga ada laku bisu pendakian. Tujuan pendakian tersebut adalah untuk dzikir, menggelar doa awal tahun Hijriah dan juga ada penanaman bibit pohon.

 

Sementara itu, di daerah lain seperti Jogja dan Solo ada juga tradisi kirab pusaka, kirab kebo bule yang setiap tahun ditunggu oleh masyarakat.

 

Demikian mitos malam 1 Suro 2022 ruwatan Suro massal, laku bisu pendakian Gunung Slamet hingga tradisi Jawa.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah