Viral Sahur Baca Surat Al Kautsar 7x Bakal Hilangkan Rasa Haus, Simak Amalan yang Dilakukan Abah Guru Sekumpul

- 28 Maret 2023, 04:24 WIB
Viral Sahur Baca Surat Al Kautsar 7x Bakal Hilangkan Rasa Haus, Simak Amalan yang Dilakukan Abah Guru Sekumpul
Viral Sahur Baca Surat Al Kautsar 7x Bakal Hilangkan Rasa Haus, Simak Amalan yang Dilakukan Abah Guru Sekumpul /Youtube Pirang Behel/

PORTALPURWOKERTO - Pada bulan Ramadhan 2023, baca Al Kautsar 7x saat sahur menjadi salah satu amalan yang dipercaya bisa menghilangkan haus ketika puasa. Bahkan banyak yang meyakini jika membaca surat dengan tiga ayat tersebut merupakan doa yang menghilangkan rasa haus.

 

Dikutip dari laman Youtube Samurai Barokah, amalan membaca surat Al Kautsar tujuh kali pertama kali dikenalkan oleh Abah Guru Sekumpul, ulama Indonesia yang berasal dari Kalimantan.

Menjalani ibadah di bulan puasa tentu ada yang merasa haus. Guru Zaini memberikan ijazah berupa amalan.

Baca Juga: Nawaitu bi aqli, Benarkah Doa Niat Sahur? Simak Doa Setelah Sahur di Bulan Ramadhan 2023

Kalau tidak ingin merasa kehausan saat sedang berpuasa, ambil segelas air putih lalu bacakan surat Al Kautsar tujuh kali.

 

Setelah dibaca tujuh kali kemudian tiupkan air tersebut dan bagikan kepada anak dan istri.

Adapun fadhilah dari amalan ini adalah tidak merasa haus saat berpuasa hingga berbuka karena minum air putih yang telah dibacakan surat Al Kautsar tujuh kali seperti sedang minum air telaga kautsar.

Inilah amalan yang diajarkan Abah Guru Sekumpul khusus bulan ramadhan agar saat berpuasa tidak merasa haus dan memiliki energi sampai berbuka puasa.

Baca Juga: Jawaban Bolehkah Sahur Jam 1 atau 2 Pagi Menurut Buya Yahya, Ada Batas Waktu yang WAJIB Diperhatikan

Biografi Abah Guru Sekumpul

Abah Guru Sekumpul.
Abah Guru Sekumpul.

Abah Guru Sekumpul adalah ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad Zaini Abdul Ghani. Guru Sekumpul lahir pada 11 Februari 1942 dan meninggal di tanggal 10 Agustus 2005.

Abah Guru Sekumpul merupakan ulama yang sangat kharismatik dan berpengaruh dari Kalimantan Selatan. Ia juga keturunan ke-8 dari ulama besar Tanah Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al-Banjari.

 

 

Adapun silsilah keturunan Abah Guru Sekumpul adalah sebagai berikut:

Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Abah Guru Sekumpul merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama Hj. Rahmah. Ia memiliki dua orang putra, yaitu Muhammad Amin Badali dan Ahmad Hafi Badali. 

Abah Guru Sekumpul belajar agama sejak masih kecil, Syekh Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Guru Sekumpul juga adalah seorang yang saleh. Saat Guru Sekumpul berusia 7 tahun, ia menimba ilmu di Madrasah Ibtidaiyah Pondok Pesantren Darussalam, Martapura dan melanjutkannya ke Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Darussalam, Martapura.

Syaikh Seman Mulia adalah pamannya yang secara intensif mendidiknya baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepadanya kecuali di sekolahan. Tetapi, Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan beliau mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan spesialisasinya masing-masing baik di daerah Kalimantan Selatan maupun di Jawa untuk belajar.

Baca Juga: Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi Wafat, Ini Biodata dan Profil Dari Sosok Ulama Besar Fikih Islam

Seperti misalnya ketika ingin mendalami hadis dan tafsir, Guru Seman mengajak (mengantarkan) Guru Sekumpul kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Seman Mulia adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tetapi karena kerendahan hati dan tawaduk tidak menampakkannya ke depan khalayak.

 

 

Salah satu pesan  Guru Sekumpul adalah tentang karamah, yaitu agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugerah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau kemahiran.

Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Karamah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istikamah di jalan Allah itu sendiri.

Kalau ada orang mengaku sendiri punya karamah tetapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karamah, tetapi bakarmi (orang yang keluar sesuatu dari duburnya). Pada setiap 5 Rajab, kota Martapura, Kalimantan Selatan dikunjungi jutaan orang untuk memperingati Haul Guru Sekumpul.

Baca Juga: SOSOK Buya Arrazy Hasyim, Ulama yang Anaknya Tertembak Senpi Polisi? Cek FAKTA Dibalik Kejadian Tragisnya!

Guru Sekumpul juga sempat memberikan beberapa pesan kepada seluruh masyarakat Islam, yaitu:

Menghormati ulama dan orang tua
Baik sangka terhadap muslimin
Murah harta
Manis muka
Jangan menyakiti orang lain
Mengampunkan kesalahan orang lain
Jangan bermusuh-musuhan
Jangan tamak atau serakah
Berpegang kepada Allah, pada kabul segala hajat
Yakin keselamatan itu pada kebenaran.

 

 

Karya tulisnya adalah sebagai berikut:

Risalah Mubaraqah.
Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani.
Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah.
Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy.


10 Agustus 2005 (Rabu pagi) pukul 05.10, Guru Sekumpul mengembuskan napas terakhir dan berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun di kediamannya sekaligus kompleks pengajian, Sekumpul Martapura. Guru Sekumpul meninggal karena komplikasi akibat gagal ginjal.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: Wikipedia YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x