Eloi Eloi Lama Sabakhtani Artinya Apa? Eli Eli Lama Sabakhtani dari Bahasa Apa? Simak Selengkapnya

- 7 April 2023, 09:51 WIB
Eloi Eloi Lama Sabakhtani Artinya Apa? Eli Eli Lama Sabakhtani dari Bahasa Apa? Simak Selengkapnya
Eloi Eloi Lama Sabakhtani Artinya Apa? Eli Eli Lama Sabakhtani dari Bahasa Apa? Simak Selengkapnya /pexels/rodolfo clix/

PORTALPURWOKERTO - Apa arti Eloi Eloi Lama Sabakhtani? Eloi Eloi Lama Sabakhtani atau Eli Eli Lama Sabakhtani merupakan salah satu dari perkataan Yesus saat disalib. Berasal dari mana perkataan Yesus ini, simak artikel sampai selesai untuk mengetahuinya.

Dikutip dari Jurnal Teruna Bhekti, frasa ”Eloi Eloi Lama Sabakhtani” terkandung inti dari penebusan Yesus Kristus. Bapa meninggalkan Yesus Kristus oleh karena kekudusan-Nya yang menuntut itu, Ia menjadi penganti orang berdosa dan menjadi kutuk bagi orang berdosa (Gal 3:13).

Yesus Kristus bersedia mengambil tempat orang berdosa yang bersalah dan menanggung hukuman dosa, supaya orang berdosa yang percaya kepada-Nya tidak hanya akan diampuni dan disucikan dari kesalahannya dan penghukumannnya, melainkan dalam Dia kita memperoleh pembenaran dari Allah (IIKor. 5:21).

Dampak dari keterpisahan Yesus dan Bapa merupakan awal dari pemulihan hubungan Allah Bapa dan manusia yang berdosa. Bapa dan Anak tidak terpisah dalam keberadaan atau hakikat dan menjadikan Trinitas tidak lagi berada dalam kesatuan, melainkan kedua-Nya dalam keadaan tidak bersekutu.

Baca Juga: Lirik Lagu Eloi Eloi Lama Sabakhtani Versi James Celosse

Dengan demikian, Penderitaan yang dialami Yesus diatas kayu salib tidak mengurangi keilahianNya, sebab Dialah adalah Allah yang berinkarnasi menjadi sama seperti manusia (kecuali dalam hal dosa) agar layak menjadi korban yang sempurna bagi pendamaian, penebusan dan pembenaran orang yang berdosa yang percaya kepada-Nya.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa dalam frase Eloi Eloi Lama Sabaktani mengandung makna penting tentang pemulihan hubungan antara Allah Sang Pencipta datang dalam wujud manusia Yesus Kristus untuk mendamaikan kembali hubungan manusia dan Allah, serta memberikan penebusan yang total terhadap manusia yang ada dalam kutuk dosa dan membenarkan posisi manusia dihadapan Allah.

Yesus dan Bahasa Aram

Bukti-bukti dari Galilea dan Yudea abad pertama menunjukkan bahwa bahasa Aram adalah bahasa utama penduduk asli daerah-daerah ini. Bukti-bukti dari kitab Perjanjian Baru juga mendukung hal ini dengan memberikan beberapa nama tempat dan beberapa kata-kata Yesus dalam bahasa Aram.

Kemungkinan besar Yesus juga mengerti bahasa Yunani, karena bahasa ini adalah lingua franca daerah Timur Tengah bagian barat selama tiga abad, dan juga merupakan bahasa resmi wilayah timur Kekaisaran Romawi.

Yesus mungkin juga bisa sedikit berbahasa Ibrani, tetapi bukti yang mendukung hal ini baik dari kitab Perjanjian Baru maupun dari sumber lain, bisa dikatakan tidak ada.

Pada masa kehidupan Yesus, bahasa Ibrani telah menjadi bahasa eksklusif eliter kaum cendekiawan dan bukan merupakan bahasa yang hidup lagi. Kebanyakan orang bisa mengenal kata-kata yang mirip dengan bahasa Aram, dan mengetahui beberapa istilah keagamaan, tetapi tidak lebih dari itu.

Baca Juga: Karna SalibMu Lirik dan Chord Lengkap, Lagu Pujian untuk Jumat Agung Hari Paskah 2023

Yesus kemungkinan juga mengetahui satu dua kata Latin. Tetapi kemungkinan kata-kata ini diketahui lewat bahasa Yunani dan terbatas beberapa simbol kekuasaan Romawi (misalkan denarius ("uang").

Dalam teks Yunani Perjanjian Baru, ada beberapa kata-kata dan frasa Aram yang dimasukkan tanpa diterjemahkan. Kata-kata ini sebagian besar adalah kata-kata Yesus sendiri, dan kemungkinan memiliki makna khusus karena ini.

Talita kum
Markus 5:41

Lalu dipegang-Nya tangan gadis itu, kata-Nya: "Talita kum," yang berarti: "Hai anak perempuan, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"[1]

Ayat ini memberikan sebuah kalimat Aram, yang konon dipakai Yesus membangkitkan gadis ini, dengan sebuah terjemahan dalam bahasa Yunani. Alihaksara Yunani dari frasa ini adalah ταλιθα κουμ (talitha koum).

Naskah-naskah manuskrip Yunani yang paling bisa diandalkan, yaitu (Codex Sinaiticus, Codex Vaticanus) yang memuat Injil Markus, memiliki teks ini, tetapi beberapa naskah lain (seperti Codex Alexandrinus), mayoritas teks dan teks Vulgata memuat κουμι (koumi).

Varian kedua ini menjadi Textus Receptus, dan merupakan versi yang muncul dalam versi The Authorised Version.

Dalam bahasa Aram ini adalah "ţlîthâ qûm". Kata "ţlîthâ" adalah bentuk feminin dari kata "ţlê", yang artinya adalah muda. "Qûm" adalah verba Aram yang berarti bangun atau berdiri.

Bentuk imperatif tunggal feminin adalah, aslinya adalah "qûmî". Namun, ada bukti bahwa dalam percakapan sehari-hari akhiran "î" ditanggalkan sehingga dalam bentuk imperatif tidak ada perbedaan antara kelamin maskulin dan feminin.

Naskah manuskrip-manuskripax yang lebih tua, karena itu, menggunakan ejaan Yunani yang merupakan transkripsi pengucapan yang setia, sedangkan tambahan huruf "ι" kemungkinan adalah sebuah hiperkoreksi seorang penyalin yang mengenal bahasa Aram.***

Editor: Dyah Sugesti Weningtyas

Sumber: Wikipedia Jurnal Teruna Bhekti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah