Pemenang dan para finalis mengemban tugas mempromosikan Indonesia dari aspek kekayaan budaya dan pariwisata di mata internasional. Untuk itu penguasaan bahasa asing menjadi syarat mutlak jika Anda tertarik untuk mendaftar pada ajang ini.
Mereka juga melakukan aksi-aksi sosial di daerah-daerah pelosok yang membutuhkan seperti kampanye kesehatan, kesetaraan jender, pendidikan dan memberantas kemiskinan. Para finalis juga memeriahkan acara budaya di daerah-daerah seperti salah satunya Solo Batik Carnival.
Sejak diadakan pertama kali pada 1992, Putri Indonesia sempat berhenti diselenggarakan pada tahun 1993, 1997, 1998 dan 1999. Alya Rohali adalah pemegang gelar Putri Indonesa selama empat tahun berturut-turut karena kekosongan penyelenggaraan tadi.
Sejauk ini DKI Jakarta menjadi provinsi yang paling sering melahirkan pemenang Putri Indonesia sejak pertama kali diselenggarakan, disusul dengan D.I Yogyakarta dan Jawa Timur. Meski banyak acara ini banyak diminati oleh masyarakat sebagai hiburan, namun keberadaannya juga ditentang oleh beberapa kalangan. ***