Pahala Tarawih Malam ke 14, Keutamaan Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan

- 24 Maret 2024, 20:52 WIB
Ilustrasi: Pahala Tarawih Malam ke 14, Keutamaan Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan
Ilustrasi: Pahala Tarawih Malam ke 14, Keutamaan Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan /

PORTAL PURWOKERTO - Pahala tarawih malam ke-14 berkaitan erat dengan hari kiamat, hisab, dan malaikat.

Pahala shalat tarawih malam ke-14 dicantumkan dalam sebuah kitab yang ditulis pada zaman kekaisaran Ottoman di Turki, lebih dari 100 tahun yang lalu.

Disebutkan dalam kitab tersebut adanya pahala bagi mereka yang melaksanakan sholat tarawih di bulan Ramadhan. 

عن علي بن ابي طالب رضي الله تعالى عنه أنه قال : ” سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح فى شهر رمضان فقال

Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

Pahala Tarawih Malam ke 14

وفى الليلة الرابعة عشر جاءت الملائكة يشهدون له أنه قد صلى التراويح فلا يحاسبه الله يوم القيامة

Di malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.

Hari kiamat merupakah hari yang pasti akan terjadi. Apabila telah meninggal dunia, pada hari kiamat akan dibangkitkan kembali. Manusia akan berbondong-bondong berjalan menuju padang mahsyar.

Di sinilah seluruh manusia akan dihisab, ditimbang amal baik dan amal buruknya. Setelah ditimbang, apabila amal baiknya lebih berat daripada amal buruknya, maka dapat melanjutkan perjalanan menuju surga. 

Sebaliknya, apabila amal buruknya lebih berat daripada amal baiknya, akan meneruskan perjalanan menuju neraka.

Sejarah Shalat Tarawih

Ibadah tarawih pertama kali dilakukan pada zaman Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah pada tahun ke-8 Hijriah.

Sebenarnya pada zaman Rasululah SAW belum dikenal istilah shalat tarawih. Shalat yang dilakukan pada malam hari(qiyamul lail) di bulan Ramadhan dikenal dengan nama Qiyam Ramadhan.

Shalat malam merupakan ibadah yang utama di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri pada Allah Ta’ala.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).

Pada awalnya, Nabi Muhammad SAW melakukan shalat tarawih secara pribadi, kemudian diikuti oleh para sahabat yang tinggal di sekitar Masjid Nabawi.

Perubahan drastis terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, sepeninggalan Rasulullah SAW.

Ibadah tarawih menjadi kegiatan yang lebih terorganisir dan menjadi bagian dari syiar Islam. Khalifah Umar bin Khattab meminta agar para sahabat yang mengikuti shalat qiyam Ramadhan yang dinamakan shalat tarawih di Masjid Nabawi. Shalat dilakukan secara berjamaah.

Awalnya, shalat tarawih dilakukan secara 20 rakaat. Namun, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari dinasti Umayyah, jumlah rakaat tarawih diperpendek menjadi 8 rakaat.

Hal ini dilakukan untuk menghindari kelelahan bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah tersebut.

Pahala tarawih malam ke 14, para malaikat datang memberi kesaksian bahwa manusia yang telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat. Hal ini tercantum dalam kitab durratun Nashihin.***

Editor: Lasti Martina

Sumber: Durratun Nasihin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x