Mantan suami juga meninggalkan banyak harta untuk mantan istrinya bahkan membantu melunasi hutang mantan istri senilai 200 miliar dollar AS.
Setelah bercerai, Ukraina bergaul dengan Amerika Serikat (kepala preman) dan beberapa anak buah preman (NATO). Awalnya, Rusia tidak ambil pusing dengan Ukraina yang bergaul dengan kepala preman dan anak buahnya.
Namun sang mantan suami mulai berubah ketika para preman mulai memanfaatkan mantan istrinya untuk merebut harta.
Mantan suami pun mulai marah dan sebagai peringatan, mantan suami mengambil salah satu anaknya, Krimea.
Baca Juga: 5 Wisata Terdekat di Bali, Mulai dari Tanah Lot Sampai Kintamani! Rasakan Eksotisme Pulau Dewata
Mantan istri pun marah, dia ingin menikah dengan keluarga preman dan berharap suami barunya akan membalas dendam ke mantan suaminya. Namun kepala preman menolak untuk menikahinya karena sebenarnya ia hanya dimanfaatkan untuk memprovokasi mantan suaminya.
Melihat kelakuan ibunya yang semakin melunjak, kedua anak mereka, Donetsk dan Luhansk ingin minggat dari rumah ibunya, mereka pun memohon kepada ayah mereka untuk mengeluarkan mereka dari rumah ibunya.
Sementara itu, keluarga preman terus mendorong Ukraina untuk melawan mantan suaminya, kepala preman mengirimkan senjata usang dan amunisi kadaluarsa agar Ukraina berani melawan mantan suaminya dan mengumbar janji akan membela Ukraina.
Karena terus menerus diprovokasi, mantan suami pun tidak tahan dan mengambil kedua anak mereka (Donetsk dan Luhansk) yang memohon untuk keluar dari rumah ibu mereka dan mulai menyerang mantan istrinya.