"Adoh gak Yu" (jauh tidak yu) tanya Nur,
"Paling 4 sampe 6 jam, tergantung, ngebut ora" (paling 4 sampai 6 jam, tergantung ngebut ndak)
"Sing jelas, desane apik, tak jamin, masih alami. Pokoke cocok gawe proker sing kene susun wingi" (yang jelas, desanya bagus, tak jamin, masih alami, pokoknya cocok buat proker yang kita susun kemarin)
Ayu terlihat begitu antusias, sementara Nur, ia merasa tidak nyaman.
Banyak hal yang membuat Nur bimbang, salah satunya, tentang lokasi dan sebagainya.
Sejujurnya, ini kali pertama Nur, pergi ke arah etan (Timur) sebagai, perempuan yang lahir di daerah kulon (barat) ia sudah seringkali mendengar rumor tentang arah etan, salah satunya, kemistisanya.
Mistis, bukan hal yang baru bagi Nur, bahkan ia sudah kenyang dengan berbagai pengalaman akan hal itu, saat menempuh pendidikanya sebagai santriwati, mengabaikan perasaan tidak bisa di lakukan secara kebetulan semata.
Dan malam ini, belum pernah Nur merasa setidakenak ini.
Benar saja. Perasaan tidak enak itu, terus bertambah seiring mobil terus melaju, salah satu pertanda buruk itu adalah ketika, sebelum memasuki kota J, dimana tujuannya kota B, Nur melihat kakek-kakek yang meminta uang di persimpangan, ia seakan melihat Nur.