Ia melaporkan kasus perundingan yang menimpa dirinya ke kantor polisi, kelima terlapornya dipanggil ke kantor polisi, namun sayang karena keluarga mereka berkuasa, maka semua dibebaskan.
Moon Dong-eun menyadari bahwa tak ada yang berpihak padanya saat ini, bahkan guru di sekolahnya pun tidak membelanya.
Di masa SMA yang kelam Moon Dong-eun mengalami perundungan hebat, mulai dari penyiksaan fisik, verbal, hingga pelecehan yang membuat trauma.
Hingga akhirnya sang ibu menerima sejumlah uang untuk mengeluarkan Moon Dong-eun dari sekolah dengan alasan tak dapat beradaptasi.
Namun setelah semua yang dialaminya, ia pun keluar dari sekolah dan menemui lima orang ana SMA yang merundungnya.
Ia mendeklarasikan sebuah misi balas dendamnya sejak saat itu dan menjadikannya sebagai sebuah mimpi yang membuat para gerombolan tukang bully itu merasa ngeri.
Mimpi Moon Dong-eun menjadi seorang arsitek hancur, ia kemudian bekerja di pabrik, belajar dengan keras dan melanjutkan beberapa tes untuk bisa masuk kuliah.
Moon Dong-eun akhirnya menjadi seorang guru di sebuah SD di Samyeong dan menjadi wali kelas dari anak pimpinan tukang bully nya semasa SMA.