Apa Itu Super Blood Moon atau Gerhana Bulan Total? Berikut Fase-Fase Terjadinya

21 Mei 2021, 18:55 WIB
Fase terjadinya Super Blood Moon atau Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 26 Mei 2021 /BMKG

PORTAL PURWOKERTO - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis akan terjadi gerhana bulan total atau dikenal dengan Super Blood Moon pada 26 Mei 2021.

Gerhana Bulan Total ini bisa disaksikan pada saat cuaca cerah, dan aman disaksikan dengan mata telanjang, tanpa harus menggunakan kacamata khusus.

Jadi, apa itu Gerhana Bulan Total? BMKG menyatakan jika gerhana bulan adalah peristiwa terhalanginya sinar Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan, dilihat dari Bumi.

Baca Juga: Siap-Siap! 26 Mei 2021 Ada SUPER BLOOD MOON, Bisa Disaksikan Mata Telanjang di Wilayah Ini

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan. Pergerakan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Sedangkan Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.

Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah (terkenal dengan istilah Blood Moon).

Baca Juga: 8 Langkah Mudah Beli SafeMoon Melalui PancakeSwap, Begini Caranya!

Dikatakan Super Blood Moon, karena posisi bulan saat terjadi gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.

Rahmat Triyono, Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG mengatakan jika proses gerhana, sejak fase awal hingga fase akhir akan berlangsung selama 5 jam 5 menit dan 2 detik.

Sedangkan proses gerhana totalnya, sejak awal fase total puncak total hingga akhir fase total akan berlangsung selama 18 menit 44 detik.

Baca Juga: Niat Puasa Arafah dan Niat Puasa Tarwiyah, Tanggal Berapa Puasa Arafah dan Puasa Tarwiyah Dilaksanakan?

Berikut fase-fase terjadinya Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon pada 26 Mei 2021:

1. Fase (P1) atau fase awal Gerhana Bulan mulai pukul 15.46.12 WIB , 16.46.12 WITA , 17.46.12 WIT yang melintas memotong Papua bagian tengah, sehingga pengamat di provinsi Papua dapat menyaksikan seluruh proses terjadinya Gerhana Bulan Total ini.

2. Fase (U1) dimana fase Gerhana Bulan Sebagian, mulai pukul 16.44.38 WIB , 17.44.38 WITA ,18.44.38 3 WIT, melintas memotong Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, sehingga pengamat di wilayah Indonesia Timur, Pulau Sulawesi bagian Timur dan Nusa Tenggara Timur dapat menyaksikan kejadian ini.

3. Fase (U2) atau Gerhana Bulan Total, mulai masuk pukul 18.09.21 WIB , 19.09.21 WITA , 20.09.21 WIT melintas memotong Provinsi Riau dan Sumatera Barat, sehingga seluruh pengamat di Indonesia dapat mengamati awal fase totalitas ini, kecuali di sebagian Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

Baca Juga: BLT Covid Kembali Diperpanjang Sampai Juni 2021, Berikut Rinciannya!

4. Fase Puncak Gerhana Bulan, terjadi pukul 18.18.43 WIB , 19.18.43 WITA , 20.18.43 WIT, dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, kecuali di sebagian kecil Riau, sebagian Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.

5. Fase (U3) Gerhana Bulan Total berakhir, mhlai pukul 18.28.05 WIB , 19.28.05 WITA , 20.28.05 WIT melintas membelah Sumatera Utara, sehingga pengamat di seluruh wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera Utara dan Aceh, dapat menyaksikan fenomena ini.

6. Fase (U4) Gerhana Bulan Sebagian berakhir pada pukul 19.52.48 WIB ,  20.52.48 WITA, 21.52.48 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

7. Fase (P4) pada Gerhana Bulan berakhir pukul 20.51.14 WIB , 21.51.14 WITA , 22.51.14 WIT dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Benarkah Gegara Dukun Indonesia Kirim Santet, Israel - Hamas Akhirnya Gencatan Senjata, Ini Faktanya

Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.

Masyarakat yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.***

Editor: Yumi Karasuma

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler