Sinopsis G30SPKI, Lengkap Nama Tokoh PKI, 7 Pahlawan Revolusi Serta Detik-detik Terjadinya Peristiwa Naas

30 September 2022, 08:00 WIB
Sinopsis G30SPKI, Lengkap Nama Tokoh PKI, 7 Pahlawan Revolusi Serta Detik-detik Terjadinya Peristiwa Naas /

PORTAL PURWOKERTO - Mencari sinopsis G30SPKI lengkap hanya ada di artikel ini yang merangkum film sepanjang 3,5 jam.

Sinopsis G30SPKI, film propaganda mengenai kekejaman PKI ini telah dan akan ditayangkan di beberapa stasiun TV di tahun 2022.

1. Trans TV: Senin, 26 September 2022 pukul 21.45 WIB

2. ANTV: Selasa, 27 September 2022 pukul 21.00 WIB

3. Trans 7: Rabu, 28 September 2022 pukul 16.00 WIB

4. TV One: Jumat, 30 September 2022 pukul 20.00 WIB

Baca Juga: Siapa Jenderal yang Selamat dari G 30 S PKI Tahun 1965 dan Bagaimana Caranya Lolos dari Maut

Perlu diingat, durasi menonton film ini cukup panjang yaitu sekitar 3,5 jam apabila tanpa iklan. 

Bila diselingi dengan iklan, film karya sineas Arifin C Noer ini bisa ditayangkan hingga 5 jam di televisi.

Ada 5 tokoh utama PKI dalam film berjudul lengkap Pengkhianatan G30S/PKI ini, yaitu DN Aidit, Syam Kamaruzaman, Brigjen Soepardjo, Letkol Untung Syamsuri, dan Kolonel Abdul Latief.

7 Pahlawan Revolusi yang gugur akibat kekejaman PKI adalah Ahmad Yani, R. Suprapto, MT Haryono, S. Parman, DI Pandjaitan, Sutoyo Siswomiharjo dan Pierre Tendean.

Baca Juga: Biografi Singkat Jenderal yang Dibunuh PKI Pada G30S PKI di Jakarta, Lengkap Karir, Jabatan dan Sebab Dibunuh

Film Pengkhianatan G30S PKI dibuka dengan penggambaran monumen Lubang Buaya dan penyiksaan para PKI di dinding.

Diceritakan pula kekejaman dan konflik di Indonesia yang melibatkan PKI. Termasuk penganiayaan di pesantren, konflik petani, dan peristiwa pembantaian oleh PKI di Madiun tahun 1948.

Latar belakang terjadinya peristiwa pada tanggal 30 September 1965 dinarasikan dengan jelas mulai dari adanya rencana menguasai pemerintahan dengan menyebarkan isu Dewan Jenderal.

Baca Juga: 30 September 2022 Hari Apa? Tanggal Peringatan Sejarah Pemberontakan G30S PKI, Ini Peristiwa Penting!

Dewan Jenderal disebut diinisiasi oleh sejumlah jenderal yang memusuhi PKI, termasuk Panglima Angkatan Darat saat itu, Jenderal Ahmad Yani.

Film menceritakan bahwa kesehatan Presiden Soekarno sebagai salah satu pendukung utama PKI memburuk. Bahkan kemungkinan terburuk akan meninggal dunia.

PKI saat itu sudah berlatih perang di sebuah tempat rahasia. Bagi petinggi PKI, saat itulah saat yang tepat untuk merebut kekuasaan, jangan sampai didahului pihak lain.

PKI juga telah menyusup ke sejumlah posisi penting baik di pemerintahan maupun di angkatan bersenjata.

Baca Juga: Kapten Pierre Tendean, Pahlawan Revolusi Termuda yang Penuh Potensi dan Pemberani Korban G30S PKI

Rapat-rapat PKI yang diadakan di kediaman Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit yang merupakan Sekjen PKI sekaligus Wakil Ketua MPR Sementara 1 pada tanggal 8-12 Agustus.

Beberapa rapat dihadiri oleh komandan pasukan pengawal Presiden yang disebut pasukan Cakrabirawa, yaitu Letkol Untung.

Dalam rapat disuarakan rencana menghembuskan isu bahwa ada kelompok Dewan Jenderal yang berusaha menggulingkan Presiden Soekarno. 

Isu ini diharapkan akan membuat masyarakat cemas sehingga mendukung tindakan PKI yang akan membantai Dewan Jenderal.

Baca Juga: Jenderal yang Terbunuh dalam Peristiwa G30S PKI di Jakarta Ada 6, Bukan 7!

Ada 7 jenderal yang menjadi target pembantaian PKI yang berada di puncak kekuasaan saat itu. Mereka terpilih karena menolak mempersenjatai angkatan kelima yang merupakan barisan tani. 

Barisan Tani Indonesia adalah organisasi massa berbasis petani yang didukung oleh Partai Komunis Indonesia. 

Disebut angkatan kelima, karena telah ada empat angkatan pada saat itu yaitu angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, dan kepolisian.

Mereka yang menjadi target PKI adalah Jenderal Ahmad Yani yang merupakan Menteri Panglima Angkatan Darat, Mayjend R. Suprapto, Letjend MT Haryono, Letjend S. Parman, Mayjend DI Pandjaitan, Mayjend Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal AH Nasution.

Baca Juga: Sinopsis G30S PKI, Pembunuhan Terhadap 7 Pahlawan Revolusi yang Mengubah Indonesia

Operasi Gerakan 30 September dimulai pada dini hari tanggal 30 September 1965. Rumah 7 jenderal disatroni oleh pasukan Cakrabirawa yang disebut membawa perintah dari Presiden Soekarno.

Beberapa jenderal sempat mengulur waktu dan melawan yang berakibat pada penembakan di tempat.

Penembakan tersebut disaksikan keluarga yang berada di bawah ancaman pasukan Cakrabirawa.

Di Pandjaitan berdoa sebelum diminta masuk ke dalam truk yang menjemputnya. Saat berdoa beliau ditembak sehingga darah bersimbah di halaman rumah. Jasad DI Pandjaitan diangkat dan dibawa ke Lubang Buaya.

Baca Juga: Biodata dan Profil DN Aidit, Sosok Fenomenal PKI yang Dieksekusi Tanpa Diadili

Usai kepergian ayahnya, Catherine keluar dan mengusapkan darah ayahnya ke wajah. Ini merupakan salah satu peristiwa paling menyedihkan dan menyayat hati dalam film tersebut.

Ade Irma Suryani, putri AH Nasution yang berusia 5 tahun dan ajudan AH Nasution, Pierre Tendean turut menjadi korban keganasan PKI.

Pierre Tendean mengaku sebagai AH Nasution ketika pasukan Cakrabirawa mencari AH Nasution yang merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan sekaligus Kepala Staf angkatan Darat.

Jenderal AH Nasution sendiri berhasil melarikan diri ke rumah sebelah, meskipun sempat tertembak kakinya.

Baca Juga: Profil Letkol Untung, Sosok yang Diduga Sebagai Dalang Peristiwa G30S PKI 1965

Jenderal Ahmad Yani, Mayjend MT Haryono, Brigjend DI Pandjaitan, telah tewas sebelum dibawa ke Lubang Buaya.

Sedangkan Letjend R. Suprapto, Mayjend S. Parman, dan Brigjend Sutoyo Siswomiharjo dibawa hidup-hidup.

Namun ketiga jenderal tersebut mendapatkan penyiksaan yang luar biasa dari kader-kader PKI. Mereka juga dipaksa untuk menandatangani surat yang berisi rencana Dewan Revolusi.

Setelah tewas, jasad seluruh jenderal dan Pierre Tendean dimasukkan ke dalam sebuah lubang yang merupakan bekas sumur lama dan ditutup tanah serta sebuah pohon pisang ditanam di atasnya.

Baca Juga: Profil Pierre Andreas Tendean, Sosok Penyelamat Jenderal A.H Nasution Dalam Peristiwa G30S PKI

Keesokan paginya, tanggal 1 Oktober 1965 anak buah Letkol Untung mengambil alih kantor RRI (Radio Republik Indonesia) dan menyatakan PKI telah menumpas gerakan Dewan Jenderal yang hendak melakukan kudeta.

Namun hal ini dibantah oleh Mayjend Soeharto yang segera mengambil langkah taktis untuk menumpas PKI serta menghentikan gerakan PKI.

Karena kekosongan kekuasaan di Angkatan Darat, Mayjend Soeharto mengambil alih sementara kekuatan Angkatan Darat.

Tindakan pun diambil dengan memburu yang terlibat dengan peristiwa G30S PKI dan menemukan lokasi jasad 7 Pahlawan Revolusi.

Baca Juga: Profil Letkol Untung, Sosok yang Diduga Sebagai Dalang Peristiwa G30S PKI 1965

Penemuan lokasi tersebut dibantu oleh Ajun Komisaris Polisi Soekitman yang sempat diculik dan menjadi saksi kekejaman PKI pada 3 Oktober 1965. Soekitman dibebaskan pada pagi hari usai penculikan tersebut terjadi.

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi yang berada di dalam sumur dengan kedalaman 12 meter itu berhasil ditarik ke atas pada 4 Oktober 1965.

Pemakaman 7 Pahlawan Revolusi dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 1965 yang juga bertepatan dengan Hari TNI atau Hari ABRI.

Jenazah 7 Pahlawan Revolusi dimasukkan di dalam peti dan diusung di atas tank TNI. Proses pemakaman tersebut dihadiri puluhan ribu masyarakat yang memadati sepanjang jalan menuju Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Baca Juga: Berapa Kedalaman Lubang Buaya? Sumur Maut Tempat Pembuangan Jasad 7 Pahlawan Revolusi G30S PKI

Suara korban selamat, Jenderal AH Nasution bergema pada bagian akhir film yang menyatakan kesedihan tapi juga optimisme bahwa Indonesia akan bangkit dan jasa pahlawan akan terus dikenang.

Suara tersebut menjadi latar belakang visual potongan koran Berita Yudha yang menyatakan penumpasan pengkhianatan PKI ditayangkan di bagian akhir film.

Termasuk berita penangkapan Letkol Untung komandan Cakrabirawa dan desakan masyarakat untuk pembubaran PKI.

Film G30S PKI ini adalah bagian dari propaganda Orde Baru di bawah kekuasaan Presiden Soeharto.

Baca Juga: Jadwal Film G30S PKI 2022 Bakal Tayang di 2 Stasiun TV Ini, Kapan Tepatnya? Cek Infonya Disini

Efek dari film yang menyebarkan propaganda kekejaman PKI ini memiliki efek lanjut dengan penangkapan sejumlah aktivis PKI dan keturunannya.

Setelah sempat menjadi film yang wajib ditonton selama 13 tahun, akhirnya pada tahun 1998 film yang sempat meraih 7 Piala Citra dari Festival Film Indonesia ini diberhentikan dari layar kaca.

Beberapa tahun terakhir, beberapa stasiun TV nasional kembali menayangkan film ini kembali.

Sinopsis G30SPKI ini menceritakan versi Orde Baru tentang kejadian yang terjadi pada 30 September 1965. Sedangkan kini ada banyak versi yang menyebar di masyarakat.***

Editor: Lasti Martina

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler