PORTAL PURWOKERTO – Peringatan Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2024 dimanfaatkan Pertamina Cilacap untuk membekali para petugas Lapas Nusakambangan dengan pelatihan pemadaman kebakaran (Damkar).
Mereka adalah sipir di Lapas Pasir Putih Nusakambangan yang ditempa keterampilan selama dua hari sejak Senin 29 Januari 2024 lalu.
Section Head Emergency & Insurance PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap, Sjahru Sjakbani mengatakan, kegiatan ini menjadi bukti sinergi pihaknya dengan Lapas Nusakambangan.
"Kilang kami ada di Cilacap, maka penting untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Lapas di Nusakambangan" katanya.
Kegiatan tersebut sekaligus sebagai rangkaian bulan K3 yang sudah digelar jajaran Pertamina Cilacap.
Dijelaskan pelatihan ini dinilai sangat penting untuk membekali para petugas Lapas.
Baik sebagai mitigasi potensi kebakaran maupun upaya penanggulangan bila ada musibah kebakaran di lingkungan Lapas.
"Kita tahu Lapas dihuni oleh banyak warga binaan. Maka penting bagi para petugas memahami cara penanggulangan jika terjadi kebakaran" ungkapnya.
Meski demikian, harapan besar agar ilmu yang didapat itu tidak sampai diaplikasikan. "Artinya jangan sampai ada insiden atau musibah kebakaran yang terjadi disana" jelasnya.
Kasi Administrasi Keamanan dan Ketertiban Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Salim mengaku pihaknya sangat menyambut baik program pelatihan ini.
"Atas nama Lapas Pasir Putih, kami mengapresiasi program ini yang sangat bermanfaat untuk para petugas Lapas" ungkapnya.
Baca Juga: Tugu Lilin Cilacap Segera Direnovasi, INI 5 Desain Yang Disiapkan
Pelatihan diselenggarakan dengan metode teori di gedung Diklat RU IV.
Usai teori dilanjutkan praktek pemadaman di area fire ground area kilang.
Setidaknya ada sekitar 30 sipir dan unsur petugas Lapas Pasir Putih yang terlibat dalam kegiatan pelatihan penanggulangan kebakaran tersebut.
Lapas Pasir Putih Nusakambangan itu sendiri menjadi penjara yang memiliki pengamanan dengan Super Maximum Security (SMS).
Itu karena para penghuninya merupakan para napi kelas kakap dengan latar belakang kasus berat.***