Network
PORTAl PURWOKERTO -Noken telah melekat dalam budaya warga Papua ratusan tahun silam. Kerajinan tangan berupa tas, salah satu hasil rekayasa warga tradisional yang memanfaatkan kekayaan alam hutan Papua yang luar biasa.
Noken tas serbaguna pada Jumat Desember 2020 nongkrong di Google Doodle, bentuk apresiasi pada hari istimewa bagi mama mama tanah Papua.
Hasil karya turun temurun tas tradisional, delapan tahun yang silam, 4 Desember 2012, ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.
Keunikan dari filosofinya diakui dunia, karena tas yang terbuat dari bahan kayu pohon endemik Papua, merupakan hasil adaptasi ratusan tahun warga tradisional setempat. Terhadap lingkungan hutan sebagai rumah mereka.
Dikenalkan secara turun temurun khususnya, membuat noken menjadi wajib bagi kaum hawa warga pedalaman sebab tas sederhana terbuat dari anyaman akar pohon, adalah lambang dari kedewasaan gadis asal provinsi kepala burung.
Tas tradisional yang dibuat oleh mama mama Papua dipakai diatas kepala, memiliki filosofi yang unik dan menarik bagi kekeluargaan dan kehidupan suku suku di papua.
Noken juga simbol keterbatasan warga pedalaman yang tidak mengenal budaya plastik.
Dipakai dalam kehidupan sehari-hari, Bisa digunakan menyimpan buku untuk anak anak ke sekolah, ke pasar membawa hasil pertanian atau hasil hutan hingga untuk menggendong bayi. Sebab bisa dibuat segala ukuran sesai kebutuhan.
Mulai dikenal di dunia industri fesyen di dalam negeri dan luar negeri setelah Unesco mengumumkan sebagai warisan dunia tak benda. Meski masih skala kecil, tetap saja anyaman dari kayu atau akar kayu masih tetap minded bagi warga Papua.
Cara membuat noken rumit, kulit kayu asli dikupas dan dipisah kan dengan batang. Dari kulit kayu itu kemudian serat-serat kayu diambil.
