Bahkan di bulan November 1999 majalah mingguan Jakarta dengan terang-terangan membuat judul “Awas! GS!” yang membuat heboh.
Menurut penuturan orang yang pernah ikut kebaktian GS mereka terlihat seperti kebaktian pada umumnya.
Tapi sebenarnya setelah kebaktian yang biasa mereka melanjutkan upacara pengorbanan.
Ritual menyembelih binatang kurban seperti tikus atau kelinci adalah pembukaan untuk disembahkan kepada Lucifer.
Tak hanya di Jakarta, GS bahkan merambah Manado dimana mereka mengincar muda-mudi di diskotik atau hiburan malam.
Tempat-tempat itu adalah tempat berkumpul dimana banyak manusia yang labil yang biasanya penuh masalah.
Meskipun disebutkan kalau local satanic Indonesia sampai saat ini masih ada tapi pembuktian secara resmi memang belum pernah ada.
Dan yang pasti sudah banyak beredar kalau symbol local satanic Indonesia tidak lepas dari kalung salib terbalik, angka 666, kapala kambing bertanduk, dan banyak pentagram.***