Saat berusia 17 tahun, ia kemudian merantau ke Jakarta dan sekolah di Ksatriaan Instituut (sekarang Sekolah Ksatrian).
Jurusan yang dipilih B.M Diah adalah Jurnalistik dan disana ia belajar banyak mengenai kewartawanan.
Baca Juga: Happy Valentine's Day 2022, Google Doodle 3D Hari Ini Hamster Imut! Begini Cara Main Google Game Ini
Setelah tamat sekolah, B.M Diah kembali ke Medan dan menjadi redaktur harian Sinar Deli.
Namun, satu setengah tahun kemudian dia kembali ke Jakarta dan bekerja di Harian Sin Po.
Setelah itu pindah lagi ke Warta Harian, namun 7 bulan kemudian dibubarkan sehingga B.M Diah mendirikan usahanya sendiri yaitu Bulanan Percaturan Dunia.
Saat tentara Jepang menjajah Indonesia, B.M Diah bekerja sebagai penyiar berbahasa Inggris dan merangkap bekerja di Asia Raja.
Pada bulan April 1945, B.M Diah dan isterina mendirikan koran berbahasa Inggris, Indonesian Observer.
Baca Juga: Mengenal Sosok Ibu Kasur, Tokoh Pemerhati Anak – Anak yang Jadi Google Doodle Hari Ini
Kemudian 1 Oktober 1945, B.M. Diah mendirikan Harian Merdeka (surat kabar) dan menjadi pemimpin redaksi.