Bahkan sempat ada kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion dan kemudian sebanyak 2 unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 pun dibakar.
Adapun di bagian selatan tribun VIP, 1 mobil lainnya rusak parah dan sudah dalam keadaan posisi miring.
Akibat tidak seimbangnya antara jumlah petugas keamanan dengan ribuan Aremania, petugas langsung menembakkan gas air mata di dalam lapangan.
Tembakan gas air mata itu telah membuat banyak Aremania yang pingsan dan kesulitan bernafas, hal ini karena melihat suporter lain pingsan dan justru membuat kepanikan.
Kemudian, banyak suporter yang membutuhkan bantuan medis, tetapi jumlah tenaga medis yang ada tidak sebanding.
Para suporter banyak yang mengeluhkan sesak nafas akibat terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha ke luar meninggalkan tribun stadion.
Hingga saat ini, pihak Polres Malang dan manajemen belum memberikan keterangan resminya terkait jumlah korban yang meninggal dunia akibat tragedi tersebut.
Kemudian adanya korban meninggal dunia akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dilaporkan kembali bertambah.
Berdasarkan informasi dari Komunitas Peduli Malang pada Minggu, 2 Oktober 2022 pagi, angka korban tewas akibat insiden kericuhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu awalnya bertambah menjadi 137 orang.