Rangkuman Peristiwa G30S/PKI, LENGKAP dengan Nama Dalang, Korban, Pahlawan Revolusi dan Akhir Cerita

- 5 Oktober 2023, 15:05 WIB
Rangkuman Peristiwa G30S/PKI, LENGKAP dengan Nama Dalang, Korban, Pahlawan Revolusi dan Akhir Cerita
Rangkuman Peristiwa G30S/PKI, LENGKAP dengan Nama Dalang, Korban, Pahlawan Revolusi dan Akhir Cerita /Trans 7

PORTAL PURWOKERTO - Simak rangkuman peristiwa G30S/PKI yang merupakan salah satu sejarah yang membentuk bangsa Indonesia seperti saat ini. Tanpa adanya peristiwa tersebut, belum tentu presiden kedua Indonesia adalah Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto.

Rangkuman peristiwa G30S/PKI ini merupakan sejarah yang tercantum di dalam buku sejarah resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, edisi revisi 2018.

Rangkuman Peristiwa G30S/PKI Lengkap

Pada bulan-bulan awal tahun 1965 PKI “menyerang” para pejabat anti PKI dengan menuduhnya sebagai kapitalis birokrat yang korup. Demonstrasi-demonstrasi juga dilakukan untuk menuntut pembubaran Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Maka hingga pertengahan tahun 1965 atau sebelum pecah kudeta di awal Oktober, kekuatan politik di ibukota tampaknya sudah semakin bergeser ke kiri. PKI kian berada di
atas angin dengan perjuangan partai yang semakin intensif.

Baca Juga: Misteri Lagu Genjer Genjer PKI, Sempat Dilarang Dinyanyikan, Bila Dinyanyikan Dapat Ditangkap!

Usul pembentukan angkatan ke-5 selain AD-AUAL-AK  (Angkatan Darat, Angkatan Udara Angkatan Laut, angkatan Kepolosian) yang dikemukakan oleh PKI pada Januari 1965, diakui memang semakin memperkeruh suasana terutama dalam hubungan antara PKI dan TNI AD. Angkatan kelima yang dimaksud adalah mempersenjatai buruh dan tani.

Tentara telah membayangkan bagaimana 21 juta petani dan buruh bersenjata, bebas dari pengawasan mereka. Bagi para petinggi militer gagasan ini bisa berarti pengukuhan aksi politik yang matang, bermuara pada dominasi PKI yang hendak mendirikan pemerintahan komunis yang pro-RRC (Republik Rakyat Cina yang komunis) di Indonesia (Southwood dan Flanagan, 2013).

Usulan ini akhirnya memang gagal direalisasikan. PKI lalu meniupkan isu tentang adanya Dewan Jenderal di tubuh AD yang tengah mempersiapkan suatu kudeta. Di sini, PKI menyodorkan “Dokumen Gilchrist” yang ditandatangani Duta Besar Inggris di Indonesia.

Baca Juga: Apakah Cakrabirawa itu PKI, Ikut Serta Dalam Penculikan dan Pembunuhan Para Jenderal G30S PKI

Isi dokumen ditafsirkan sebagai isyarat adanya operasi dari pihak Inggris-AS dengan melibatkan our local army friend (kawan-kawan kita dari tentara setempat) untuk melakukan kudeta.

Meski kebenaran isi dokumen ini diragukan dan Jenderal Ahmad Yani kemudian menyanggah keberadaan Dewan Jenderal saat Presiden Soekarno bertanya kepadanya, namun pertentangan PKI dengan Angkatan Darat kini tampaknya telah mencapai level yang akut.

Pada bulan Mei 1965, Pelda. Sujono yang berusaha menghentikan penyerobotan tanah perkebunan tewas dibunuh sekelompok orang dari BTI (Barisan Tani Indonesia, organisasi di bawah PKI) dalam peristiwa Bandar Betsy di Sumatera Utara.

Baca Juga: Siapa Dalang dari Peristiwa G30S PKI, Semua Telah Tewas!

Jenderal Yani segera menuntut agar mereka yang terlibat dalam peristiwa Bandar Betsy diadili. Sikap tegasnya didukung penuh oleh organisasi-organisasi Islam, Protestan, dan Katolik.

Sementara itu di Mantingan, PKI berusaha mengambil paksa tanah wakaf Pondok Modern Gontor seluas 160 hektar (Ambarwulan dan Kasdi dalam Tauik Abdullah, ed., 2012: 139). Sebuah tindakan yang tentu saja semakin membuat marah kalangan Islam.

Apalagi empat bulan sebelumnya telah terjadi peristiwa Kanigoro Kediri, dimana BTI telah membuat kacau peserta mental Training Pelajar Islam Indonesia dan memasuki tempat
ibadah saat subuh tanpa melepas alas kaki yang penuh lumpur lalu melecehkan Al Quran.

Suasana pertentangan antara PKI dengan AD dan golongan lain non PKI pun telah sedemikian panasnya menjelang tanggal 30 September 1965.

Baca Juga: Mengapa PKI Dilarang di Indonesia, INI Dasar Hukumnya yang Telah Berlaku Selama 57 tahun

Apalagi pada bulan Juli sebelumnya Soekarno tiba-tiba jatuh sakit. Tim dokter Cina yang didatangkan DN Aidit untuk memeriksa Soekarno menyimpulkan bahwa presiden RI tersebut kemungkinan akan meninggal atau lumpuh.

Maka dalam rapat Politbiro PKI tanggal 28 September 1965, pimpinan PKI pun memutuskan untuk bergerak. Dipimpin Letnan Kolonel Untung, perwira yang dekat dengan PKI, pasukan pemberontak melaksanakan “Gerakan 30 September” dengan menculik dan membunuh para jenderal dan perwira di pagi buta tanggal 1 Oktober 1965.

Jenazah para korban lalu dimasukkan ke dalam sumur tua di daerah Lubang Buaya Jakarta. Mereka adalah :

Letnan Jenderal AhmadYani (Menteri/Panglima AD)

Mayor Jenderal S. Parman

Mayor Jenderal Soeprapto

Mayor Jenderal MT. Haryono

Brigadir Jenderal DI Panjaitan

Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Letnan Satu Pierre Andreas Tendean

Baca Juga: Biodata Agama DN Aidit, Salah Satu Dalang G 30 S PKI Meninggal Karena Apa?

Sedangkan Jenderal Abdul Haris Nasution berhasil lolos dari upaya penculikan, namun putrinya Ade Irma Suryani menjadi korban.

Di Yogyakarta Gerakan 30 September juga melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap perwira AD yang anti PKI, yaitu:

Kolonel Katamso
Letnan Kolonel Sugiono

Mereka yang terbunuh oleh PKI kini dikenal sebagai Pahlawan Revolusi. Semua pangkat mereka dinaikkan satu kemudian diberi gelar 'Anumerta'.

Pada berita RRI pagi harinya, Letkol. Untung lalu menyatakan pembentukan "Dewan Revolusi", sebuah pengumuman yang membingungkan masyarakat.

Baca Juga: Siapa Sajakah yang di Culik alam Gerakan G 30 S PKI ? Ini Biodata 7 Pahlawan Revolusi

Dalam situasi tak menentu itulah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Mayor Jenderal Soeharto segera berkeputusan mengambil alih pimpinan Angkatan Darat, karena Jenderal Ahmad Yani selaku Men/Pangad saat itu belum diketahui ada dimana.

Setelah berhasil menghimpun pasukan yang masih setia kepada Pancasila, operasi penumpasan Gerakan 30 September pun segera dilakukan. Bukan saja di Jakarta, melainkan hingga basis mereka di daerah-daerah lainnya.

Dalam film Pengkhianatan G30S/PKI disebutkan beberapa nama yang menjadi dalang gerakan tersebut. Diantaranya adalah:

DN Aidit, ketua PKI
Syam Kamaruzzaman, PKI bidang Intelijen
Letkol Untung, Komandan Cakrabirawa yang menculik para jenderal
Kolonel Abdoel Latief, pemilik rumah rapat-rapat PKI

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Terjadinya Peristiwa G30S PKI 1965 Penyebab Tewasnya 7 Pahlawan Revolusi

Dalam perkembangan berikutnya, ketika diketahui bahwa Gerakan September ini berhubungan dengan PKI, maka pengejaran terhadap pimpinan dan pendukung PKI juga terjadi.

Bukan saja oleh pasukan yang setia pada Pancasila tetapi juga dibantu oleh masyarakat yang tidak senang dengan sepak terjang PKI. G30S/PKI pun berhasil ditumpas, menandai pula
berakhirnya gerakan dari Partai Komunis Indonesia.

 

 

Rangkuman peristiwa G30S/PKI ini disadur dari buku Sejarah kelas XII yang diterbitkan oleh BS press dan merupakan buku resmi dari Kemendikbud. Siswa dapat menyadur bebas bahan tulisan ini karena merupakan salah satu bahan ajar.***

Editor: Lasti Martina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah