PORTAL PURWOKERTO - Pemerintah kembali bikin geregetan setelah laporkan adanya hacker yang membobol pusat data nasional sementara (PDNS) hingga muncul pernyataan tidak ada backup data yang membuat sejumlah layanan publik terkena gangguan.
Isu ini segera dibahas dalam rapat anggota DPR, salah satu yang mengkritik adalah Ketua Komisi I DPR yaitu Meutya Hafid, cek biodata dan agamanya. Dalam rapat tersebut, Meutya menggoreng pemerintah yang saling lempar tanggung jawab.
Meutya juga meminta Kemenkominfo beserta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk saling bekerja sama menangani serangan siber yang mengancam data negara.
Kasus PDNS yang dibobol hacker ini segera menjadi viral dan dikeluhkan oleh netizen yang merasa hal ini merugikan masyarakat dalam berbagai lini kehidupan.
Baca Juga: Agama Biodata Anita Jacoba Gah Anggota DPR Marahi Nadiem Makarim: IG, Pendidikan dan Dari Partai Apa
Profil Biodata
"Ini bukan masalah tata kelola Pak. Ini masalah kebodohan, punya data nasional, tidak ada satupun backup berarti kan," ujarnya seperti yang dikutip dari potongan video yang diunggah oleh akun Tiktok @hendhar_sadega3.
Wanita lulusan Universitas Indonesia ini pernah bekerja sebagai jurnalis di Metro TV dan sempat mengalami pengalaman mengerikan karena diculik dan disandera oleh sekelompok pria bersenjata ketika sedang bertugas di Irak.
Penculikan tersebut terjadi pada 18 Februari 2005, penyanderaan terjadi selama tiga hari, hingga akhirnya anggota DPR dari Partai Golkar tersebut dibebaskan pada 21 Februari 2005.